Followers

Tuesday, August 27, 2024

Modul P5 Kewirausahaan: Sayur Mayur dengan Desain Thinking

 

Modul P5 Kewirausahaan: Sayur Mayur dengan Desain Thinking

Tema: Mengolah Sayur Mayur Menjadi Produk yang Menarik

Tujuan: Membekali siswa dengan kemampuan berpikir desain untuk menciptakan produk olahan sayur mayur yang inovatif dan memiliki nilai jual tinggi, sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Tahap 1: Empati (Empathize)

  • Observasi:
    • Kunjungi pasar tradisional atau supermarket untuk mengamati jenis sayur mayur yang tersedia, harga, dan preferensi konsumen.
    • Wawancarai beberapa ibu rumah tangga atau koki mengenai kendala dalam mengolah sayur mayur, jenis olahan yang disukai, dan alasan mereka memilih produk olahan sayur.
  • Jurnal: Siswa membuat jurnal untuk mencatat hasil observasi dan wawancara, termasuk kendala yang sering dihadapi konsumen dalam mengolah sayur.

Tahap 2: Definisi (Define)

  • Pernyataan Masalah:
    • Banyak orang, terutama generasi muda, kurang tertarik mengonsumsi sayur karena dianggap kurang praktis dan kurang menarik.
    • Terdapat potensi besar untuk mengembangkan produk olahan sayur yang lebih menarik dan praktis.
  • Persona Pelanggan:
    • Remaja: Mencari makanan yang praktis, bergizi, dan kekinian.
    • Orang dewasa sibuk: Membutuhkan makanan siap saji yang sehat dan lezat.
    • Orang tua: Ingin memberikan makanan bergizi untuk keluarga.

Tahap 3: Ideasi (Ideate)

  • Brainstorming:
    • Ide produk olahan sayur: keripik sayur, nugget sayur, pasta sayur, smoothie bowl, dll.
    • Variasi rasa: Kombinasi sayur dengan bumbu atau bahan lain yang unik (misal: keripik wortel rasa balado, nugget bayam dengan keju).
    • Kemasan: Desain kemasan yang menarik dan informatif.
  • Mind Mapping: Visualisasikan ide-ide produk olahan sayur dengan menggunakan mind map.

Tahap 4: Prototyping (Prototype)

  • Pembuatan Prototipe:
    • Membuat sampel produk olahan sayur dalam skala kecil.
    • Mendesain kemasan yang menarik.
  • Uji Coba:
    • Menawarkan sampel produk kepada teman atau keluarga untuk mendapatkan feedback.

Tahap 5: Pengujian (Testing)

  • Presentasi:
    • Mempresentasikan ide bisnis produk olahan sayur kepada kelas atau audiens yang lebih luas.
    • Menjelaskan keunggulan produk, target pasar, dan strategi pemasaran.
  • Evaluasi:
    • Mendapatkan feedback dari audiens untuk perbaikan.

Contoh Kegiatan Pembelajaran

  • Kunjungan ke Pertanian: Ajak siswa mengunjungi pertanian sayur untuk melihat proses penanaman dan pemanenan.
  • Workshop Pengolahan Makanan: Adakan workshop membuat produk olahan sayur bersama ahli kuliner.
  • Lomba Cipta Rasa: Adakan lomba menciptakan rasa baru untuk produk olahan sayur.
  • Pameran Produk: Adakan pameran produk olahan sayur hasil karya siswa.

Rubrik Penilaian

  • Kreativitas: Keunikan ide produk dan variasi rasa.
  • Kelayakan: Kemungkinan produk dapat diproduksi dan dipasarkan.
  • Gizi: Kandungan gizi produk.
  • Presentasi: Kejelasan dan daya tarik presentasi.
  • Kerjasama: Kemampuan bekerja sama dalam tim.

Contoh Rencana Bisnis Sederhana

  • Produk: Keripik wortel rasa balado
  • Target Pasar: Remaja dan dewasa muda
  • Strategi Pemasaran: Menjual melalui media sosial, bekerja sama dengan toko makanan sehat, dan mengikuti event kuliner.

Contoh Template Presentasi Pitch Deck

  • Slide 1: Judul, logo (jika ada), nama tim.
  • Slide 2: Masalah yang dipecahkan: Kurangnya minat pada sayur.
  • Slide 3: Solusi: Produk keripik wortel rasa balado yang lezat dan praktis.
  • Slide 4: Analisis Pasar: Target pasar, tren pasar.
  • Slide 5: Produk: Detail produk, keunggulan, dan nutrisi.
  • Slide 6: Pemasaran: Strategi pemasaran dan distribusi.
  • Slide 7: Keuangan: Proyeksi biaya produksi, penjualan, dan keuntungan.
  • Slide 8: Tim: Pengalaman dan keahlian anggota tim.
  • Slide 9: Call to action: Ajakan untuk bekerja sama atau berinvestasi.

Informasi Tambahan

  • Regulasi: Pastikan produk olahan sayur memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh BPOM.
  • Kemasan: Desain kemasan yang menarik dan informatif sangat penting untuk menarik konsumen.
  • Distribusi: Pertimbangkan saluran distribusi yang efektif, seperti online, offline, atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

Dengan modul ini, diharapkan siswa dapat:

  • Mengenal potensi bisnis dari sayur mayur.
  • Menerapkan konsep desain thinking dalam menciptakan produk inovatif.
  • Memiliki jiwa kewirausahaan dan berani mengambil risiko.

1. Contoh Label Nutrisi untuk Produk Olahan Sayur

Peraturan Label:

Sebelum membuat label nutrisi, pastikan produk Anda telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Label nutrisi harus memuat informasi yang jelas dan mudah dipahami oleh konsumen, seperti:

  • Nama Produk: Keripik Wortel Rasa Balado
  • Berat Bersih: 100 gram
  • Daftar Bahan: Wortel, minyak goreng, tepung terigu, bumbu balado (cabai, bawang merah, bawang putih, garam, penyedap rasa).
  • Nilai Gizi:
    • Energi: ... kkal
    • Lemak Total: ... g
    • Lemak Jenuh: ... g
    • Karbohidrat: ... g
    • Serat: ... g
    • Protein: ... g
    • Natrium: ... mg
  • Cara Penyimpanan: Simpan di tempat kering dan sejuk
  • Tanggal Kadaluarsa: ...

Contoh Tampilan Label:

Perhatikan:

  • Ukuran Font: Pastikan ukuran font mudah dibaca.
  • Warna: Gunakan kombinasi warna yang menarik dan kontras.
  • Tata Letak: Susun informasi secara jelas dan terstruktur.
  • Klaim Nutrisi: Hindari klaim yang berlebihan atau menyesatkan.

2. Informasi tentang Supplier Bahan Baku

Untuk menemukan supplier bahan baku sayur, Anda dapat:

  • Pasar Tradisional: Kunjungi pasar tradisional di sekitar Anda. Biasanya Anda akan menemukan berbagai jenis sayur dengan harga yang cukup kompetitif.
  • Petani Lokal: Cari petani yang menjual hasil panen mereka secara langsung. Kualitas sayur biasanya lebih segar dan Anda bisa bernegosiasi harga.
  • Distributor: Hubungi distributor sayur yang memasok ke restoran atau supermarket.
  • Platform Online: Gunakan platform jual beli online seperti Tokopedia, Shopee, atau Bukalapak untuk mencari supplier.

Tips Memilih Supplier:

  • Kualitas: Pastikan kualitas bahan baku baik dan segar.
  • Harga: Bandingkan harga dari beberapa supplier.
  • Ketersediaan: Pastikan supplier dapat menyediakan bahan baku secara teratur.
  • Sertifikasi: Jika diperlukan, pilih supplier yang memiliki sertifikasi organik atau halal.

3. Simulasi Keuangan yang Lebih Detail

Komponen yang Perlu Diperhitungkan:

  • Biaya Produksi:
    • Bahan baku (sayur, bumbu, kemasan)
    • Tenaga kerja
    • Utilitas (listrik, air)
    • Sewa tempat (jika ada)
    • Perizinan
  • Pendapatan:
    • Penjualan produk
  • Biaya Operasional:
    • Marketing
    • Transportasi
    • Perawatan peralatan
  • Keuntungan:
    • Pendapatan dikurangi biaya produksi dan biaya operasional

Contoh Tabel Proyeksi Keuangan:

BulanPenjualanBiaya ProduksiBiaya OperasionalKeuntungan
Bulan 1Rp 1.000.000Rp 600.000Rp 200.000Rp 200.000
Bulan 2Rp 1.500.000Rp 750.000Rp 250.000Rp 500.000
...............

Tips Membuat Simulasi Keuangan:

  • Detail: Semakin detail simulasi Anda, semakin akurat proyeksi keuangan Anda.
  • Konservatif: Jangan terlalu optimis dalam memproyeksikan pendapatan dan terlalu pesimis dalam memproyeksikan biaya.
  • Skenario: Buat beberapa skenario untuk memperhitungkan berbagai kemungkinan.

Software yang Dapat Digunakan:

  • Microsoft Excel: Untuk membuat tabel dan grafik sederhana.
  • Software Akuntansi: Untuk membuat simulasi keuangan yang lebih kompleks.

Penting: Simulasi keuangan hanyalah perkiraan. Faktor-faktor eksternal seperti perubahan harga bahan baku, persaingan, dan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi hasil yang sebenarnya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.