Followers

Sunday, August 18, 2024

Upload Lembar Kerja Modul 2.4 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- nilai Kebajikan sebagai Pemimpin PGP Jabar

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.   Guru Jawa Barat mampu membuat refleksi diri tentang Sekolah sebagai Institusi Moral untuk membentuk karakter para warganya.

2.   Guru Jawa Barat mampu mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan universal, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai yang disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan keputusan dilema etika

 

Kegiatan

Kegiatan ini merupakan bagian dari alur ringkasan materi belajar di Program Guru PenggerakJawa Barat. Pada kegiatan ini, Anda akan melakukan sebuah refleksi diri sejauh mana Anda mengenal dan memahami Sekolah sebagai Institusi Moral. Seorang pemimpin di sebuah kelas atau sekolah akan menghadapi situasi di mana pemimpin tersebut perlu mengambil suatu keputusan yang mengandung dilema secara etika, dan berkonflik di antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama- sama benar. Sebagai pemantik proses refleksi jawab pertanyaan berikut dan jawaban tidak perlu ditulis namun tetap perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh.

1.   Pengalaman apa yang paling berkesan bagi Anda, ketika menghadapi suatu permasalahan di sekolah yang terkait dengan dilema etika dan moral?

     Guru mengetahui bahwa salah satu muridnya mengalami kekerasan di rumah. Murid tersebut memohon        agar guru tidak memberitahu pihak berwenang karena takut akan konsekuensinya. Guru harus memilih        antara melindungi murid dari kekerasan lebih lanjut atau menghormati keinginan murid untuk tidak              melaporkan.


2. Bagaimana posisi Anda ketika itu yang harus ikut andil dalam pengambilan keputusan?

    Situasi ini sangat sulit dan memerlukan pertimbangan yang hati-hati. Sebagai guru, tanggung jawab utama adalah melindungi kesejahteraan dan keselamatan murid. Meskipun keinginan murid untuk tidak melaporkan kekerasan harus dihormati, keselamatan mereka tetap menjadi prioritas utama.


3. Bagaimana Anda bisa menyelesaikan permasalahan tersebut?

    Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil dalam situasi ini:

  1. Mendengarkan dan Mendukung: Berikan dukungan emosional kepada murid dan pastikan mereka merasa didengar dan dipahami.
  2. Konsultasi dengan Profesional: Bicarakan situasi ini dengan konselor sekolah atau profesional lain yang berpengalaman dalam menangani kasus kekerasan anak.
  3. Melaporkan Kekerasan: Meskipun murid meminta untuk tidak melaporkan, sebagai guru, Anda mungkin memiliki kewajiban hukum untuk melaporkan kekerasan kepada pihak berwenang untuk melindungi murid dari bahaya lebih lanjut.
  4. Memberikan Informasi: Jelaskan kepada murid mengapa melaporkan kekerasan adalah langkah yang penting untuk keselamatan mereka dan bagaimana prosesnya akan berjalan.
  5. Rencana Keamanan: Bekerja sama dengan murid dan profesional lain untuk membuat rencana keamanan yang dapat membantu melindungi murid dari kekerasan lebih lanjut.

4. Siapa saja yang berperan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut?

    Dalam situasi seperti ini, beberapa pihak yang berperan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut meliputi:

  • Guru: Sebagai orang yang pertama kali mengetahui masalah ini, guru memiliki tanggung jawab untuk melindungi murid dan mengambil langkah-langkah yang tepat.
  • Konselor Sekolah: Konselor dapat memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada murid serta membantu dalam membuat keputusan yang tepat.
  • Pihak Berwenang: Ini termasuk polisi atau layanan perlindungan anak yang memiliki kewenangan untuk menangani kasus kekerasan dan memastikan keselamatan murid.
  • Orang Tua atau Wali: Jika memungkinkan dan aman, melibatkan orang tua atau wali yang tidak terlibat dalam kekerasan dapat membantu dalam memberikan dukungan tambahan.
  • Layanan Sosial: Organisasi atau lembaga yang menyediakan bantuan dan perlindungan bagi anak-anak yang mengalami kekerasan.
  • Dokter atau Tenaga Medis: Jika murid mengalami cedera fisik, tenaga medis dapat memberikan perawatan yang diperlukan dan mendokumentasikan bukti kekerasan.

5. Apa inspirasi atau hikmah yang Anda dapatkan dari peristiwa tersebut?

    Dari peristiwa tersebut, ada beberapa inspirasi dan hikmah yang bisa diambil:
  • Pentingnya Keberanian: Guru menunjukkan keberanian dalam menghadapi situasi sulit dan membuat keputusan yang berat demi keselamatan murid.
  • Nilai Empati: Guru belajar untuk lebih memahami dan merasakan apa yang dialami oleh murid, yang memperkuat hubungan dan kepercayaan antara guru dan murid.
  • Tanggung Jawab Moral: Peristiwa ini mengingatkan kita akan tanggung jawab moral untuk melindungi mereka yang rentan, meskipun itu berarti harus mengambil langkah yang sulit.
  • Kekuatan Dukungan: Dukungan emosional dan psikologis yang diberikan oleh guru dan profesional lainnya dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan murid yang mengalami kekerasan.
  • Pentingnya Kerjasama: Menyelesaikan masalah seperti ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, menunjukkan bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi masalah yang kompleks.
  • Kesadaran Akan Hak Anak: Peristiwa ini meningkatkan kesadaran akan hak-hak anak dan pentingnya melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan.

Kasus 1

Ibu Dini adalah kepala sekolah SMA Insan Gemilang. Ia seorang kepala sekolah yang cerdas, berbakat, dan juga inovatif. Ia juga memiliki pembawaan yang supel dan menyenangkan. Setiap pagi bu Dini akan meluangkan waktu untuk berjalan berkeliling sekolah, mengunjungi kelas-kelas, menyapa guru-guru, dan mendengarkan cerita mereka dan memberi mereka semangat. Murid-murid dan guru-guru akrab dengan Bu Dini. Anggota komunitas sekolah memiliki hubungan yang positif dengannya, dan mereka menaruh kepercayaan yang tinggi padanya.

Selain sebagai seorang kepala sekolah, Ibu Dini juga seorang wirausahawan yang sukses dalam bidang kuliner. Selama ini ia dapat membagi waktunya dengan baik. Ia tidak pernah mencampuradukkan urusan pekerjaannya di sekolah dengan bisnisnya.

Semakin lama bisnis kuliner Ibu Dini berkembang pesat. Bisnisnya mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai UKM berprestasi dan Ibu Dini mendapat hadiah berupa pelatihan bisnis selama 3 bulan di bawah bimbingan mentor-mentor pebisnis yang sukses. Ini artinya Ibu Dini harus meninggalkan sekolahnya selama 3 bulan karena lokasi pelatihan di luar kota. Padahal baru-baru ini ia banyak mendapat laporan bahwa sedang banyak terjadi permasalahan di SMA Insan Gemilang, sekolah yang ia pimpin. Guru-guru mulai menurun motivasi kerjanya, siswa-siswa banyak yang melanggar peraturan, dan orangtua murid yang mengeluh karena menurunnya kualitas pendidikan di SMA Insan Gemilang.

Bila ia mengikuti program pelatihan bisnis itu, artinya ia harus meninggalkan sekolah lagi selama 3 bulan di tengah kondisi sekolah yang sedang membutuhkan kehadirannya. Di sisi lain ia sangat ingin mengikuti program tersebut karena ia yakin akan mendapat banyak ilmu untuk mengembangkan bisnis kulinernya. Ada dilema antara kepentingannya sebagai individu dan kepentingan orang banyak yaitu warga sekolah di sini. Manakah yang sebaiknya ia pilih?


Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

    1. Siapa yang menghadapi dilema?

      • Ibu Dini, kepala sekolah SMA Insan Gemilang, yang juga seorang wirausahawan sukses.
    2. Apakah dua kebenaran yang ada?

      • Adalah benar jika tokoh tersebut memilih untuk tetap di sekolah karena sekolah sedang mengalami banyak permasalahan yang membutuhkan kehadirannya untuk memberikan solusi dan motivasi kepada guru dan siswa.
      • Tapi benar juga jika dia memilih untuk mengikuti program pelatihan bisnis karena ini adalah kesempatan langka yang dapat memberikan ilmu dan pengalaman berharga untuk mengembangkan bisnis kulinernya lebih lanjut.
    3. Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

      • Dilema kepentingan individu lawan kepentingan orang banyak.
    4. Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

      • Ya, lebih dari satu dilema dapat berlaku untuk kasus ini. Selain dilema antara kepentingan individu dan kepentingan orang banyak, ada juga dilema jangka pendek lawan jangka panjang. Dalam jangka pendek, kehadiran Ibu Dini di sekolah sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang ada. Namun, dalam jangka panjang, mengikuti pelatihan bisnis dapat memberikan manfaat besar bagi perkembangan bisnisnya dan mungkin juga memberikan inspirasi dan manfaat bagi sekolah di masa depan.

Kasus 2

Hari ini murid-murid kelas 8 di SMP Pelita senang sekali karena mereka akan melakukan studi lapangan ke Taman Safari Cisarua Bogor sebagai bagian dari pelajaran Biologi. Untuk mengikuti studi lapangan ini, setiap murid harus membayar biaya ekstra. Ada 3 murid yang belum membayar oleh karena itu mereka tidak akan mengikuti studi lapangan ini, salah satunya adalah Danang, seorang murid yang sangat cerdas, suka belajar Biologi, dan bercita-cita menjadi seorang dokter hewan. Murid-murid yang tidak bisa mengikuti studi lapangan sudah diberikan tugas pengganti oleh guru Biologi, yaitu mengamati hewan dan perilakunya, yang secara substansi sama dengan tugas yang dilakukan murid-murid lain yang berstudi lapangan ke Taman Safari.

Ketika murid-murid sedang sibuk mempersiapkan diri untuk naik ke dalam bus pariwisata yang akan membawa mereka ke Taman Safari, Ibu Dita, guru Biologi sekaligus ketua panitia studi lapangan ini, melihat Danang datang ke sekolah bersama orangtuanya. Danang membawa ransel dan terlihat siap untuk bergabung dalam kegiatan ini. Orangtua Danang mengatakan pada Ibu Dita bahwa anaknya sangat ingin mengikuti kegiatan ini, dan memohon agar Danang diperbolehkan mengikutinya dan mereka berjanji akan membayar dengan cara mencicil. Ibu Dita bingung sekali dengan situasi tersebut. Akhirnya Ibu Dita pun mengajak orang tua Danang untuk bertemu dengan kepala sekolah, Pak Pandu.

Bila Anda berada dalam posisi Pak Pandu, apa yang akan Anda lakukan? Menurut peraturan, Danang tidak bisa mengikuti program studi lapangan karena belum membayar biayanya, namun Pak Pandu sadar betul, kalau ia menerapkan peraturan itu, Danang akan sedih dan kecewa, karena ia sudah mempersiapkan diri dan sangat ingin mengikuti kegiatan, namun bila Pak Pandu memperbolehkan, bagaimana dengan murid lain yang juga belum membayar dan memutuskan untuk tidak ikut?

            
    1. Siapa yang menghadapi dilema?

      • Pak Pandu, kepala sekolah SMP Pelita.
    2. Apakah dua kebenaran yang ada?

      • Adalah benar jika tokoh tersebut mematuhi peraturan dan tidak memperbolehkan Danang mengikuti studi lapangan karena peraturan harus diterapkan secara adil dan konsisten untuk semua murid.
      • Tapi benar juga jika dia memperbolehkan Danang mengikuti studi lapangan dengan janji pembayaran cicilan karena Danang sangat ingin mengikuti kegiatan ini dan sudah mempersiapkan diri, serta ini adalah kesempatan penting bagi perkembangan akademis dan cita-citanya.
    3. Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

      • Dilema keadilan lawan kepedulian.
    4. Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

      • Ya, lebih dari satu dilema dapat berlaku untuk kasus ini. Selain dilema keadilan lawan kepedulian, ada juga dilema aturan lawan fleksibilitas. Mematuhi aturan berarti semua murid diperlakukan sama tanpa pengecualian, sementara fleksibilitas memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi individu yang unik dan mendesak.

Kasus 3

Anda adalah seorang kepala sekolah di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) swasta. Pak Doddy adalah seorang guru Matematika di sekolah yang Anda pimpin. Ia adalah guru yang kompeten dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia menguasai bidang yang diajarkan, dan metode mengajarnya juga mudah dimengerti oleh murid- murid, namun ia memiliki beberapa masalah dalam pengendalian emosi, pengelolaan waktu, dan integritas. Beberapa kali Anda mendapat keluhan baik dari murid-murid maupun orang tua murid bahwa Pak Doddy kerap marah-marah pada murid-muridnya ketika ia kecewa pada sikap atau kinerja mereka.

Pak Doddy juga kerap kali terlambat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat soal ujian, dan juga mengisi nilai rapor murid. Kejadian terakhir, Pak Doddy terbukti memanipulasi laporan keuangan kepanitiaan kegiatan studi wisata kelas 7 ke Yogya, dimana ia menjadi bendaharanya. Anda telah menyampaikan keluhan-keluhan murid-murid dan orang tua murid pada Pak Doddy, menegurnya atas tindakan memanipulasi laporan keuangan, dan membimbingnya untuk memperbaikinya, namun tidak terdapat perbaikan apa-apa. Akhirnya di akhir tahun ajaran, Anda memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Pak Doddy.

Pak Doddy dapat menerima keputusan sekolah. Ia segera mencari pekerjaan baru dengan melamar ke beberapa sekolah. Pak Doddy juga secara personal meminta Anda untuk memberikan rekomendasi bila ada sekolah yang memintanya. Anda pun mengiyakannya. Pada suatu hari, Anda mendapat email dari bagian Sumber Daya Manusia/SDM, SMA Cahaya Hati yang meminta Anda mengisi lembar rekomendasi mengenai kinerja Pak Doddy sehubungan dengan lamaran Pak Doddy ke sekolah tersebut sebagai Koordinator Guru Matematika. Di formulir itu ada beberapa pertanyaan tentang pengendalian emosi, pengelolaan waktu, dan integritas.

Anda paham betul bahwa kalau Anda mengisi formulir dengan sebenar-benarnya, Pak Doddy tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Sekolah tersebut adalah sekolah yang baik, dan posisi yang dituju adalah posisi yang strategis. Anda juga tahu, sebagai kepala keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan 3 anak yang masih kecil-kecil, Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengisi formulir tersebut dengan apa adanya, atau akan Anda buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi? Apa pertimbangan Anda ketika melakukan hal tersebut?

  1. Siapa yang menghadapi dilema?

    • Kepala sekolah SMP swasta yang memimpin Pak Doddy.
  2. Apakah dua kebenaran yang ada?

    • Adalah benar jika tokoh tersebut mengisi formulir dengan sebenar-benarnya karena kejujuran dan integritas adalah nilai yang penting, dan memberikan informasi yang akurat adalah tanggung jawab moral dan profesional.
    • Tapi benar juga jika dia mengisi formulir dengan sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi karena Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk menghidupi keluarganya, dan memberikan rekomendasi yang lebih baik dapat membantu dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
  3. Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

    • Dilema kejujuran lawan kepedulian.
  4. Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

    • Ya, lebih dari satu dilema dapat berlaku untuk kasus ini. Selain dilema kejujuran lawan kepedulian, ada juga dilema tanggung jawab profesional lawan empati pribadi. Sebagai kepala sekolah, tanggung jawab profesional adalah memberikan informasi yang akurat dan jujur. Namun, sebagai individu yang peduli, ada keinginan untuk membantu Pak Doddy mendapatkan pekerjaan yang sangat dibutuhkan.

 Kasus 4

SMA Permata adalah sekolah swasta berlokasi di Jakarta dengan banyak prestasi yang membanggakan. Setiap tahunnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah selalu tinggi. Hal ini tidak terlepas dari peran yayasan yang menaungi sekolah tersebut yang selalu memperhatikan kepentingan para guru-guru sekolah tersebut.

Tahun ini, seperti biasa yayasan akan mengadakan rapat kerja dimana para kepala sekolah harus melaporkan kegiatan tahun ajaran yang telah berjalan dan mempresentasikan rencana kegiatan dan anggaran sekolah untuk tahun ajaran depan.

Bapak Zulkarnain, sebagai kepala sekolah mengajukan dua program untuk para guru yaitu program pelatihan guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan program outbound team building guru ke Puncak, Ciawi. Namun ketua yayasan meminta Bapak Zulkarnain untuk memilih salah satu program saja, tidak bisa dua-duanya karena anggaran tahun depan juga akan dialokasikan untuk pembangunan gedung perpustakaan yang baru, mengingat perpustakaan yang lama sudah tidak memadai untuk jumlah murid yang semakin bertambah.

Pak Zulkarnain menjadi bimbang, di satu sisi program pelatihan ini sangat dibutuhkan guru-guru. Dalam jangka panjang guru-guru mau tidak mau harus harus terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang interaktif, menarik, dan bermakna bagi murid-murid. Dari hasil supervisi akademik yang dilakukan Pak Zulkarnain dan tim bidang akademik, sebagian besar guru-guru belum terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran.

Namun Pak Zulkarnain juga memahami, setelah hampir 2 tahun masa pandemi dan pembelajaran dilakukan secara daring, ditinjau dari aspek sosial dan emosional, para guru membutuhkan program outbound ini untuk memperkuat ikatan emosi dan sosial antar mereka agar dapat kembali bekerja sama dalam sebuah tim dengan baik, serta bersemangat kembali ke sekolah menyambut murid-murid belajar dalam pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT).

Bila Anda berada dalam posisi Bapak Zulkarnain, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan memilih program pelatihan guru dalam bidang teknologi atau melaksanakan program outbound team building? Apa alasannya?

    1. Siapa yang menghadapi dilema?

      • Bapak Zulkarnain, kepala sekolah SMA Permata.
    2. Apakah dua kebenaran yang ada?

      • Adalah benar jika tokoh tersebut memilih program pelatihan guru dalam bidang teknologi karena dalam jangka panjang, keterampilan teknologi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membuat proses belajar mengajar lebih interaktif dan menarik bagi murid-murid.
      • Tapi benar juga jika dia memilih program outbound team building karena setelah hampir dua tahun masa pandemi, guru-guru membutuhkan penguatan ikatan sosial dan emosional untuk bekerja sama dengan baik dan kembali bersemangat dalam mengajar secara tatap muka.
    3. Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?

      • Dilema kebutuhan jangka panjang lawan kebutuhan jangka pendek.
    4. Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya, yang mana dan mengapa?

      • Ya, lebih dari satu dilema dapat berlaku untuk kasus ini. Selain dilema kebutuhan jangka panjang lawan kebutuhan jangka pendek, ada juga dilema pengembangan profesional lawan kesejahteraan emosional. Pengembangan profesional melalui pelatihan teknologi sangat penting untuk masa depan pendidikan, sementara kesejahteraan emosional melalui outbound team building penting untuk menjaga semangat dan kerjasama tim guru.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Bapak dan Ibu Guru, selamat Anda saat ini sudah berada pada akhir sesi modul. Sekarang silakan Bapak dan Ibu membangun koneksi dari materi yang sudah dipelajari. Kemudian refleksikan hasil pembelajaran Bapak dan Ibu dengan menggunakan model 4 F (Fact, Feeling, Finding, dan Future) agar lebih terinternalisasi dengan baik dan memberikan kebermaknaan

1.       Guru Jawa Barat membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat dengan menggunakan media yang dipilih. Guru memilih satu media dari berbagai pilihan media yang tersedia. Unggah pada kolom yang disediakan.

2.       Guru dapat melakukan refleksi untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

3.       Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan dalam meningkatkan diri untuk memahami materi dan implementasi/aksi nyata di kelas/sekolah 

Kegiatan:

1.   Buatlah kesimpulan materi dari modul yang telah  dipelajari oleh Bapak dan Ibu dengan menggunakan media infografis atau video. Silakan pilih salah satu! Unggah pada kolom yang disediakan!

2.   Jawablah pertanyaan refleksi berikut ini yang menggunakan model 4 F!


No

Pertanyaan

Jawaban

1

Fact 

Apa peristiwa yang Bapak dan Ibu lakukan saat ini?


2

Feeling

Bagaimanakah perasaan Bapak dan Ibu setelah mempelajari modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin di dalam kelas?

 

3

Finding

Apa pembelajaran berharga yang Bapak Ibu dapatkan dari modul ini dikaitkan dengan peran Bapak dan Ibu sebagai Guru di kelas?

 

4

Future

Apa hal yang akan Bapak dan Ibu lakukan di masa yang akan datang jika bertemu dengan kasus dilema etika dan bujukan moral?

 

 Jawaban 

FactSetelah mempelajari modul Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin di dalam Kelas, Bapak dan Ibu dapat melakukan beberapa langkah berikut untuk menerapkan pembelajaran tersebut:

    1. Refleksi Diri: Evaluasi keputusan-keputusan yang telah diambil sebelumnya dan identifikasi area di mana nilai-nilai kebajikan dapat diterapkan lebih baik.
    2. Diskusi Kelompok: Adakan diskusi dengan rekan-rekan guru untuk berbagi pemahaman dan pengalaman tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan.
    3. Studi Kasus: Analisis studi kasus yang relevan dengan situasi di sekolah untuk memahami bagaimana nilai-nilai kebajikan dapat diterapkan dalam berbagai konteks.
    4. Penerapan Praktis: Mulai menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan sehari-hari di kelas, seperti keadilan, empati, dan integritas.
    5. Pelatihan dan Workshop: Ikuti atau adakan pelatihan dan workshop untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan.
    6. Mentoring: Bimbing murid-murid untuk juga mengadopsi nilai-nilai kebajikan dalam keputusan mereka, baik di dalam maupun di luar kelas.

 Feeling : Setelah mempelajari modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin di dalam Kelas, Bapak dan Ibu mungkin merasakan beberapa hal berikut:

    1. Terinspirasi: Merasa termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam setiap keputusan yang diambil di kelas.
    2. Lebih Percaya Diri: Memiliki keyakinan lebih besar dalam kemampuan untuk membuat keputusan yang adil dan bijaksana.
    3. Reflektif: Merenungkan kembali keputusan-keputusan sebelumnya dan bagaimana nilai-nilai kebajikan dapat diterapkan lebih baik.
    4. Empati: Merasa lebih memahami pentingnya empati dan keadilan dalam interaksi dengan murid-murid.
    5. Bertanggung Jawab: Merasa tanggung jawab yang lebih besar untuk menjadi teladan dalam pengambilan keputusan yang etis dan bermoral.

Finding   Dari modul Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin di dalam Kelas, Bapak dan Ibu mungkin mendapatkan beberapa pembelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam peran sebagai guru:
    1. Pentingnya Integritas: Memahami bahwa keputusan yang diambil harus selalu didasarkan pada kejujuran dan integritas, sehingga dapat menjadi teladan bagi murid-murid.
    2. Empati dalam Pengambilan Keputusan: Menyadari pentingnya mempertimbangkan perasaan dan kebutuhan murid dalam setiap keputusan, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan suportif.
    3. Keadilan dan Kesetaraan: Belajar untuk selalu berusaha adil dalam perlakuan terhadap semua murid, memastikan bahwa setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
    4. Tanggung Jawab Moral: Menyadari bahwa sebagai guru, keputusan yang diambil tidak hanya mempengaruhi diri sendiri tetapi juga murid-murid dan komunitas sekolah secara keseluruhan.
    5. Kolaborasi dan Komunikasi: Menghargai pentingnya bekerja sama dengan rekan-rekan guru dan berkomunikasi secara efektif untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan murid.
    6. Refleksi Diri: Mengembangkan kebiasaan untuk selalu merefleksikan keputusan yang telah diambil dan belajar dari pengalaman untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran.

 Future : Jika saya bertemu dengan kasus dilema etika dan bujukan moral di masa yang akan datang, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

  1. Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenungkan nilai-nilai pribadi dan profesional yang penting bagi Anda. Pertimbangkan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat memandu keputusan Anda.
  2. Konsultasi dengan Rekan: Diskusikan dilema tersebut dengan rekan-rekan guru atau atasan untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan mungkin solusi yang lebih baik.
  3. Mengumpulkan Informasi: Pastikan Anda memiliki semua informasi yang relevan sebelum membuat keputusan. Ini termasuk memahami konteks dan dampak dari setiap pilihan yang ada.
  4. Pertimbangkan Dampak Jangka Panjang: Evaluasi bagaimana keputusan Anda akan mempengaruhi murid, rekan kerja, dan komunitas sekolah dalam jangka panjang.
  5. Mengutamakan Kesejahteraan Murid: Selalu prioritaskan kesejahteraan dan kepentingan murid dalam setiap keputusan yang diambil.
  6. Mengikuti Kebijakan Sekolah: Pastikan keputusan Anda sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh sekolah.
  7. Bersikap Transparan: Jika memungkinkan, jelaskan alasan di balik keputusan Anda kepada pihak-pihak yang terlibat untuk memastikan mereka memahami pertimbangan yang telah diambil.
  8. Belajar dari Pengalaman: Setelah menghadapi dilema, refleksikan proses pengambilan keputusan Anda dan pelajari apa yang bisa ditingkatkan untuk situasi serupa di masa depan.

 

 

1 comment:

  1. Sangat membantu sekali bagi saya yang sudah mau purna...

    ReplyDelete

Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.