Pertanyaan
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum IPS yang telah Anda pelajari, apakah kurikulum merdeka saat ini sudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut? Jelaskan jawaban Anda
Jawaban
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang diimplementasikan di Indonesia sebagai upaya untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan pendidikan di era globalisasi dan revolusi industri 4.0. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang relevan dan berfokus pada karakter dan kompetensi siswa. Secara khusus, dalam konteks Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual, inklusif, dan berbasis pada pengembangan keterampilan abad 21. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji sejauh mana Kurikulum Merdeka sudah mengimplementasikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum IPS yang sudah ada sebelumnya.
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum IPS
Menurut beberapa ahli, pengembangan kurikulum IPS harus memperhatikan beberapa prinsip dasar berikut:
- Relevansi: Kurikulum IPS harus relevan dengan kebutuhan sosial, budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
- Kontekstualitas: Pembelajaran IPS harus sesuai dengan kondisi lokal dan realitas sosial yang ada di masyarakat.
- Keterkaitan antar Disiplin Ilmu: IPS harus mendorong keterkaitan antar berbagai bidang ilmu sosial agar siswa memahami hubungan antara sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
- Pengembangan Karakter dan Keterampilan: Kurikulum harus mengutamakan pengembangan karakter dan keterampilan hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
- Partisipasi Aktif: Pembelajaran harus memberi ruang bagi siswa untuk berpartisipasi aktif, baik secara individu maupun kelompok.
Apakah Kurikulum Merdeka Sudah Menerapkan Prinsip-prinsip Tersebut?
1. Relevansi Kurikulum Merdeka dirancang untuk lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan sosial masyarakat. Dalam kurikulum ini, materi IPS lebih diarahkan untuk memahami fenomena sosial yang aktual dan memberikan ruang bagi siswa untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Materi yang diajarkan bersifat lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal masing-masing daerah.
2. Kontektualitas Prinsip kontektualitas tercermin jelas dalam Kurikulum Merdeka, karena memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kondisi lokal. Siswa diajak untuk mengkaji dan memahami isu-isu sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, sehingga pembelajaran IPS lebih bermakna dan terhubung dengan realitas yang mereka hadapi.
3. Keterkaitan antar Disiplin Ilmu Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan tematik dan integratif. Dalam pengajaran IPS, siswa diajak untuk mengaitkan berbagai bidang ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi, sehingga mereka dapat memahami hubungan yang lebih komprehensif antar berbagai aspek kehidupan sosial.
4. Pengembangan Karakter dan Keterampilan Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan karakter dan keterampilan hidup siswa. Pembelajaran IPS tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif, yang sangat penting di era digital saat ini. Siswa dilibatkan dalam proyek dan tugas yang melibatkan pemecahan masalah sosial di lingkungan mereka.
5. Partisipasi Aktif Dalam Kurikulum Merdeka, partisipasi aktif siswa sangat didorong. Pembelajaran IPS tidak hanya bersifat satu arah, tetapi memberi kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan diskusi, eksplorasi, dan proyek sosial. Ini mendukung pembelajaran berbasis pengalaman yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka sudah mengakomodasi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum IPS yang relevan, kontekstual, dan berbasis pada keterampilan abad 21. Dengan memberikan kebebasan kepada guru dan siswa, kurikulum ini memungkinkan proses pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan lokal dan global. Namun, tantangan terbesar dalam implementasinya adalah kesenjangan antara pemahaman dan kesiapan guru serta fasilitas yang tersedia di berbagai daerah.
Daftar Pustaka
- Arikunto, S. (2019). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
- Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
- Haryanto, H. (2021). Pendidikan IPS di Indonesia: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2022). Kurikulum Merdeka: Panduan Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
- Mulyasa, E. (2017). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.