Followers

Thursday, December 12, 2024

Evaluasi Modul 6 Kajian Kurikulum dan Pembelajaran IPS

MODUL 6: ANALISIS KONTEN KURIKULUM IPS  SD, SMP, SMA, SMK, DAN PERGURUAN TINGGI (PT)

 Evaluasi

Pertanyaan 1

Anda telah mempelajari ruang lingkup IPS di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selanjutnya analisa dan susunlah materi tersebut secara berjenjang dan sistematis dari SD sampai perguruan tinggi sehingga tampak keterkaitannya dari level rendah ke tinggi.

Jawaban :

Analisis dan Penyusunan Materi IPS Secara Berjenjang dari SD hingga Perguruan Tinggi

Dalam penyusunan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara berjenjang, penting untuk mempertimbangkan perkembangan kognitif siswa dan relevansi materi terhadap usia dan tingkat pendidikan mereka. Materi IPS harus disusun dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks, dengan fokus pada konsep-konsep dasar di tingkat pendidikan dasar dan meluas ke kajian yang lebih mendalam di tingkat pendidikan tinggi. Berikut adalah analisis dan penyusunan materi IPS secara berjenjang dari SD hingga perguruan tinggi:

1. Sekolah Dasar (SD)

Di tingkat SD, materi IPS diperkenalkan dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa, dengan fokus pada pengenalan konsep dasar yang berkaitan dengan lingkungan sosial mereka. Materi yang diajarkan lebih mengarah pada pembentukan kesadaran sosial, pemahaman tentang masyarakat, dan interaksi manusia dengan lingkungan.

  • Kelas 1-3 (Tingkat Awal):

    • Lingkungan Sekitar: Mengenalkan konsep lingkungan fisik dan sosial di sekitar mereka, seperti rumah, sekolah, dan tempat-tempat umum.
    • Pengenalan Masyarakat: Siswa diajarkan untuk mengenal berbagai kelompok sosial di sekitar mereka (keluarga, teman, guru), serta pentingnya hidup bersama dalam keberagaman.
    • Kegiatan Ekonomi Sederhana: Menyentuh tentang kegiatan ekonomi sehari-hari seperti berdagang, bertani, dan pekerjaan orang tua.
    • Nilai-Nilai Sosial: Mengajarkan norma-norma sosial dasar seperti gotong royong, saling membantu, dan menghormati orang lain.
  • Kelas 4-6 (Tingkat Lanjut):

    • Masyarakat dan Kebudayaan: Memperkenalkan konsep masyarakat dan budaya, serta bagaimana masyarakat membentuk kebiasaan, tradisi, dan identitas.
    • Sejarah Sederhana: Pengenalan tentang sejarah Indonesia, seperti perjuangan kemerdekaan dan tokoh-tokoh nasional.
    • Geografi Dasar: Mengenalkan konsep peta, wilayah, dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
    • Ekonomi Dasar: Menyentuh pengertian tentang pekerjaan, distribusi barang dan jasa, serta pentingnya pengelolaan sumber daya.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Di tingkat SMP, materi IPS mulai diperkenalkan secara lebih terstruktur dengan memberikan pemahaman tentang berbagai disiplin dalam IPS: sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Materi yang diberikan lebih mendalam dan kompleks, dengan siswa mulai mempelajari hubungan antara faktor sosial, budaya, dan ekonomi.

  • Kelas 7 (Tingkat Awal SMP):

    • Geografi: Pengertian ruang, peta, dan cara-cara pengukuran wilayah. Pembahasan tentang kondisi alam dan sosial di Indonesia dan dunia.
    • Sejarah: Pengenalan tentang sejarah bangsa Indonesia mulai dari masa kerajaan, penjajahan, hingga awal kemerdekaan.
    • Sosiologi: Pengenalan pada konsep dasar sosiologi seperti struktur sosial, kelompok sosial, dan institusi sosial.
    • Ekonomi: Pengenalan tentang konsep kebutuhan, barang, jasa, serta kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kelas 8 dan 9 (Tingkat Lanjut SMP):

    • Geografi: Memperkenalkan konsep-konsep yang lebih mendalam, seperti iklim, pemanfaatan sumber daya alam, dan dampak kerusakan lingkungan.
    • Sejarah: Pembahasan lebih mendalam mengenai peristiwa sejarah Indonesia dan dunia, serta pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat.
    • Sosiologi dan Ekonomi: Pembahasan lebih mendalam tentang perubahan sosial dalam masyarakat, sistem ekonomi, serta pengaruh globalisasi terhadap perekonomian.
    • Pengantar Ilmu Politik: Mengenalkan konsep dasar politik, pemerintahan, dan sistem demokrasi.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pada tingkat SMA, materi IPS semakin komprehensif dan melibatkan analisis yang lebih mendalam mengenai berbagai fenomena sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Mata pelajaran IPS mulai dibagi berdasarkan disiplin ilmu tertentu, dan siswa diberikan kesempatan untuk memilih konsentrasi tertentu (sosial atau humaniora).

  • Kelas 10 (Tingkat Awal SMA):

    • Geografi: Pengenalan tentang dinamika ruang dan interaksi manusia dengan lingkungan, seperti pemanfaatan sumber daya alam, urbanisasi, dan globalisasi.
    • Sejarah: Pembahasan sejarah dunia dan Indonesia secara lebih mendalam, mengaitkan kejadian sejarah dengan perkembangan sosial dan politik masa kini.
    • Sosiologi: Pembahasan tentang struktur sosial yang lebih kompleks, seperti stratifikasi sosial, perubahan sosial, dan masalah sosial yang ada di masyarakat.
    • Ekonomi: Pengenalan tentang teori ekonomi, pasar, permintaan dan penawaran, serta ekonomi mikro dan makro.
  • Kelas 11 dan 12 (Tingkat Lanjut SMA):

    • Geografi: Pembahasan lebih lanjut tentang geografi manusia, pembangunan berkelanjutan, dan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan manusia.
    • Sejarah: Menganalisis dampak perubahan sejarah terhadap perkembangan negara dan masyarakat, serta hubungan internasional.
    • Sosiologi: Mengkaji teori-teori sosial, serta fenomena sosial yang kompleks seperti urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi.
    • Ekonomi: Pemahaman lebih dalam mengenai ekonomi makro dan mikro, serta isu-isu ekonomi global seperti perdagangan internasional, ketimpangan ekonomi, dan globalisasi.

4. Perguruan Tinggi (Universitas)

Di perguruan tinggi, materi IPS lebih mengarah pada kajian mendalam dan teoritis dalam berbagai disiplin ilmu, serta analisis yang lebih kritis terhadap isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Program studi seperti Ilmu Sosial, Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, dan Ilmu Politik mulai memfokuskan pada penelitian, teori, dan aplikasinya dalam masyarakat global.

  • Ilmu Sosial (Sosiologi, Ilmu Politik, Ekonomi):
    • Analisis Sosial dan Teori Sosial: Siswa akan mempelajari berbagai teori sosial klasik dan kontemporer, serta penerapannya dalam memahami struktur sosial dan dinamika masyarakat.
    • Politik dan Pemerintahan: Pemahaman tentang sistem politik, teori-teori negara dan pemerintahan, serta analisis terhadap kebijakan publik dan hubungan internasional.
    • Ekonomi dan Globalisasi: Menganalisis teori ekonomi dalam konteks global, serta masalah-masalah sosial ekonomi yang muncul akibat globalisasi, seperti ketimpangan ekonomi, dan sistem ekonomi global.
  • Sejarah: Pendalaman tentang sejarah dunia, analisis terhadap perkembangan politik, sosial, dan budaya dari perspektif historis yang lebih luas, serta penerapan teori sejarah dalam kajian sosial.

Kesimpulan:

Penyusunan materi IPS secara berjenjang dari SD hingga perguruan tinggi harus mencerminkan perkembangan pemahaman siswa, dengan fokus pada konsep-konsep dasar yang diperkenalkan di tingkat SD, yang kemudian dikembangkan secara lebih mendalam di tingkat SMP dan SMA, serta menjadi kajian yang lebih kompleks dan aplikatif di tingkat perguruan tinggi. Setiap tingkat pendidikan harus membangun dasar yang kuat untuk pemahaman yang lebih kritis dan analitis tentang isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang relevan di tingkat yang lebih tinggi

Pertanyaan 2

Bandingkan  materi IPS di Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka (2022). Perbandingan meliputi persamaan dan perbedaannya.

Jawaban :

Perbandingan Materi IPS di Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka (2022)

Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka (2022) memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan kompetensi peserta didik, tetapi pendekatannya berbeda. Keduanya mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial (IPS), namun dengan fokus yang berbeda dalam hal materi, metode, dan tujuan pembelajaran. Berikut adalah perbandingan antara materi IPS dalam kedua kurikulum tersebut berdasarkan persamaan dan perbedaannya:

1. Persamaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka (2022)

  • Fokus pada Pembentukan Karakter dan Kompetensi Sosial: Kedua kurikulum menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa dan kompetensi sosial. Materi IPS di kedua kurikulum ini bertujuan untuk membentuk sikap sosial yang baik, seperti empati, toleransi, dan kepedulian terhadap lingkungan sosial.

  • Integrasi IPS dengan Aspek Kehidupan Sehari-hari: Baik dalam Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka, materi IPS diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Keduanya mendekati materi dengan cara yang relevan dengan situasi sosial dan budaya yang ada.

  • Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah: Dalam kedua kurikulum, ada penerapan pembelajaran yang menekankan pada konteks kehidupan nyata, seperti studi kasus atau pembelajaran berbasis masalah, meskipun penerapannya bisa berbeda secara metodologis.

  • Fokus pada Pengembangan Keterampilan Kritis dan Analitis: Keduanya mengajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan reflektif terkait isu-isu sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Ini termasuk kemampuan untuk menganalisis permasalahan sosial, politik, dan ekonomi serta mengusulkan solusi berbasis pemahaman yang mendalam.

2. Perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka (2022)

a. Pendekatan Pembelajaran

  • Kurikulum 2013:

    • Pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 lebih berpusat pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa melalui pemenuhan tujuan pembelajaran yang ditentukan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD).
    • Model Pembelajaran: K-13 menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis pada penilaian hasil belajar melalui ujian dan penilaian formatif. Pendekatan pembelajaran lebih berfokus pada materi yang harus dikuasai secara sistematis dan bertahap.
  • Kurikulum Merdeka (2022):

    • Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dalam pendekatannya. Pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik (student-centered learning), dengan menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan melalui pengalaman langsung.
    • Model Pembelajaran: Kurikulum ini mendorong pembelajaran yang berbasis projek (project-based learning) dan pendekatan berbasis pada minat dan bakat siswa, serta memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan konteks lokal.

b. Struktur dan Penyajian Materi IPS

  • Kurikulum 2013:

    • Materi IPS dalam Kurikulum 2013 disajikan secara terintegrasi dalam satu mata pelajaran, yang mencakup sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Pada jenjang SD, IPS dipelajari secara umum tanpa memisahkan subtopik secara mendalam. Di SMP dan SMA, IPS lebih dibedakan antara mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi.
    • Pendekatan Tematik di SD: Pada tingkat SD, IPS disajikan melalui pendekatan tematik yang mencakup berbagai disiplin ilmu sosial secara integratif, misalnya tema tentang “kehidupan masyarakat” yang mencakup sejarah dan geografi.
  • Kurikulum Merdeka (2022):

    • Di Kurikulum Merdeka, mata pelajaran IPS juga diperkenalkan secara terintegrasi di SD, tetapi pada tingkat SMP dan SMA, pembagian lebih spesifik dilakukan sesuai dengan disiplin ilmu sosial yang lebih mendalam, yaitu geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.
    • Pendekatan yang Lebih Fleksibel dan Berbasis Proyek: Di Kurikulum Merdeka, terdapat kebebasan untuk memilih dan menyusun materi yang lebih berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan penyelesaian masalah melalui pendekatan berbasis proyek, serta lebih mendorong penelitian dan eksplorasi siswa.

c. Penilaian dan Evaluasi

  • Kurikulum 2013:
    • Penilaian dalam K-13 bersifat lebih terstruktur, dengan adanya ujian dan penilaian berbasis kompetensi. Ujian nasional (UN) pada tingkat SMA menjadi salah satu alat ukur pencapaian kompetensi.
    • Penilaian dilakukan secara formatif (berkelanjutan) dan sumatif (di akhir periode), dengan menilai kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
  • Kurikulum Merdeka (2022):
    • Di Kurikulum Merdeka, penilaian lebih berfokus pada formatif dan berbasis pada kemajuan siswa. Penilaian dilakukan lebih holistik, tidak hanya mengukur pengetahuan tetapi juga keterampilan, sikap, dan nilai yang diperoleh melalui pengalaman belajar.
    • Penilaian berbasis proyek (projek kerja atau tugas berbasis tema tertentu) lebih ditekankan, mengutamakan penilaian pada proses dan hasil dari kegiatan belajar.

d. Tujuan Pembelajaran

  • Kurikulum 2013:

    • Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan pengetahuan dasar siswa mengenai geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, serta untuk membentuk sikap sosial yang baik melalui pengajaran yang berbasis pada standar kompetensi.
    • Kurikulum ini menekankan pada pencapaian kompetensi yang jelas dan terukur, yang berfokus pada penguasaan materi dan pemahaman konseptual yang mendalam.
  • Kurikulum Merdeka (2022):

    • Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada pengembangan karakter siswa, mengutamakan pembelajaran berbasis penguatan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.
    • Selain itu, siswa diberikan lebih banyak kebebasan dalam mengembangkan minat dan bakat mereka melalui pilihan pembelajaran yang lebih terbuka dan beragam.

Kesimpulan

Persamaan:

  • Keduanya bertujuan untuk membentuk karakter sosial siswa dengan penekanan pada kesadaran sosial dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
  • Materi IPS pada kedua kurikulum memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk pemahaman tentang konsep-konsep sosial, ekonomi, budaya, dan politik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Perbedaan:

  • Pendekatan Pembelajaran: K-13 lebih terstruktur dan berbasis kompetensi, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih fleksibel, berbasis pada proyek, dan berfokus pada minat dan bakat siswa.
  • Struktur Materi IPS: K-13 menyajikan materi IPS dengan pembagian yang lebih jelas antara disiplin ilmu di tingkat SMP dan SMA, sementara Kurikulum Merdeka memberi kebebasan lebih besar untuk mengintegrasikan dan mengadaptasi materi sesuai kebutuhan siswa.
  • Penilaian: K-13 lebih terfokus pada ujian nasional dan penilaian yang terstruktur, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian formatif dan berbasis proyek.

Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan berfokus pada perkembangan karakter dan keterampilan abad ke-21, sedangkan Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pencapaian kompetensi melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis pada standar kompetensi yang lebih baku


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.