Followers

Saturday, August 17, 2024

Post Test Modul 2.1 Menggerakkan Komunitas Belajar PGP Jabar

 Berikut ini adalah jawaban Post Test Modul 2.1 Menggerakkan Komunitas Belajar dalam Pelatihan Guru Penggerak Jawa Barat. 


Jawaban : Untuk mengindentifikasikan kebutuhan murid dan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid.

Jawaban : Semua benar


Jawaban : Hasil nyata pembelajaran berupa perubahan pada murid

Jawaban : Memastikan pembelajaran di kelasnya berkualitas


Jawaban : memastikan ketersediaan sumber daya manusia, materi, waktu, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan.

Jawaban : Dilakukannya pengambilan keputusan menyeluruh yang mencerminkan komitmen dan akuntabilitas



Jawaban : Membiasakan komunikasi terbuka dan saling empati


Jawaban : Calon murid baru di sekolah semakin banyak.


Jawaban : Guru- guru dapat saling memberikan dukungan dan berbagi praktik baik.

Jawaban : Mencari tahu penyebab murid tidak belajar. 

Demikian tadi Jawaban Modul 2.1 tentang Menggerakkan Komunitas Belajar PGP Jawa Barat. Mudah-mudahan bermanfaat dan menginspirasi...😍😍

Lembar Kerja Modul 2.3 Coaching PGP Jabar

 


Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.     Mengingat kembali faktor-faktor yang mempengaruhi komunitas belajar di sekolah

2.     Menganalisis kebutuhan-kebutuhan di dalam komunitas belajar serta langkah-langkah dalam kegiatan komunitas belajar dan Tujuan Komunitas Belajar


Bapak/Ibu Guru, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1. Pada sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang supervisi yang ada di sekolah

Menurut anda apakah supervisi akademik telah berjalan secara efektif dalam memenuhi kebutuhan belajar anda sebagai pendidik?

Supervisi akademik sebelum menggunakan pengelolaan kinerja di PMM, belum efektif, karena supervisi akademik dijadikan ajang untuk menilai dan mencari kesalahan atau kekurangan guru yang di supervisi. 

Sejak supervisi menggunakan Pengelolaan Kinerja Platform Merdeka Mengajar (PMM) berjalan dengan efektif karena sudah menerapkan coaching. Dan indikator yang di lihat adalah sesuai dengan kebutuhan serta terdapat umpan balik dari pimpinan sekolah. hal ini dapat memperbaiki kualitas mengajar pendidik (guru).

Tantangan apa yang paling sering Anda hadapi dalam membantu rekan guru atau murid berkembang dan belajar sesuai dengan kemampuannya?

Dalam membantu rekan guru atau murid berkembang dan belajar sesuai dengan kemampuannya, beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:

  1. Perbedaan Gaya Belajar: Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Mengidentifikasi dan menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa bisa menjadi tantangan.

  2. Motivasi dan Keterlibatan: Mempertahankan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar sangat penting. Beberapa siswa mungkin merasa kurang bersemangat atau tertarik, yang bisa menghambat perkembangan mereka.

  3. Resistensi Terhadap Perubahan: Rekan guru atau siswa mungkin enggan menggunakan pendekatan baru atau metode yang berbeda. Membangun kesadaran dan dukungan untuk perubahan tersebut adalah kunci.

  4. Keterbatasan Sumber Daya: Terkadang, keterbatasan dalam sumber daya seperti materi ajar, alat bantu, atau waktu bisa membatasi kemampuan dalam memberikan dukungan yang optimal.

  5. Komunikasi yang Efektif: Menyampaikan umpan balik dan instruksi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima dengan baik oleh rekan guru atau siswa juga merupakan tantangan penting.

  6. Pengelolaan Waktu: Menyisihkan waktu untuk memberikan perhatian individual kepada setiap rekan guru atau siswa dalam suasana yang sering kali padat dan penuh tuntutan bisa menjadi sulit.

  7. Dukungan Emosional: Beberapa siswa atau rekan guru mungkin membutuhkan dukungan emosional lebih dari sekadar akademis, dan hal ini kadang terasa sulit untuk dipenuhi.

Harapan:

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

1.   Untuk Diri Sendiri

   

  1. Peningkatan Kompetensi: Harapan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pedagogis, sehingga dapat mengajarkan dengan lebih efektif dan inovatif.
  2. Kepemimpinan yang Inspiratif: Berharap bisa menjadi pemimpin yang mampu menginspirasi rekan-rekan guru dan siswa untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Refleksi Diri: Meningkatkan kemampuan untuk melakukan refleksi diri secara berkala, memahami keberhasilan dan area yang perlu ditingkatkan dalam praktik pengajaran.
  4. Kesejahteraan Emosional: Mengharapkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, serta menjaga kesehatan mental dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.

2. Untuk Peserta Didik

    

  1. Semangat Belajar yang Tinggi: Berharap siswa dapat menunjukkan antusiasme dan komitmen dalam proses belajar, sehingga mereka termotivasi untuk mengeksplorasi pengetahuan baru.
  2. Pengembangan Karakter: Mendorong siswa untuk tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai positif, seperti kerjasama, empati, dan tanggung jawab.
  3. Kemandirian dalam Belajar: Mengharapkan siswa belajar untuk menjadi pembelajar mandiri, mampu mencari informasi dan mengejar tujuan belajar mereka secara proaktif.
  4. Keberagaman dan Inklusi: Mendorong pemahaman dan penerimaan terhadap perbedaan, sehingga siswa dapat hidup dan belajar dalam lingkungan yang inklusif dan saling menghormati.

3. Untuk Sekolah

  1. Lingkungan Belajar yang Positif: Menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung kreativitas, kolaborasi, dan pertumbuhan bagi semua anggota komunitas sekolah.
  2. Pengembangan Kurikulum yang Responsif: Berharap sekolah dapat mengadaptasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman, serta mendorong pembelajaran yang lebih aktif.
  3. Dukungan Sumber Daya: Meningkatkan dukungan dalam hal sumber daya, baik materi ajar maupun alat bantu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  4. Keterlibatan Komunitas: Mendorong keterlibatan orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan, sehingga tercipta kemitraan yang saling mendukung.

4. Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?

Kegiatan
  1. Sesi Pelatihan Praktis: Mengadakan sesi pelatihan yang langsung melibatkan praktik coaching, seperti role-playing dan simulasi situasi nyata yang dihadapi pendidik.
  2. Diskusi Kelompok: Memfasilitasi diskusi kelompok untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam melaksanakan coaching di kelas.
  3. Mentoring Pair: Membentuk pasangan mentor-mentee di antara pendidik untuk saling memberikan dukungan dan umpan balik dalam penerapan teknik coaching.
  4. Observasi Kelas: Mengadakan kegiatan observasi di kelas di mana pendidik bisa mengamati praktik coaching yang efektif dan merefleksikan pengalamannya setelah itu.
  5. Studi Kasus: Menggunakan studi kasus yang relevan sebagai bahan diskusi untuk menganalisis tantangan dalam coaching dan cara terbaik untuk mengatasinya.
Materi
  1. Dasar-Dasar Coaching: Materi pengantar tentang konsep dasar coaching, termasuk perbedaan antara mentoring, tutoring, dan coaching.
  2. Teknik Pertanyaan: Pembelajaran tentang berbagai teknik bertanya yang dapat membantu siswa menggali pemikiran mereka sendiri.
  3. Keterampilan Komunikasi: Pembahasan mengenai keterampilan komunikatif yang diperlukan dalam coaching, seperti mendengarkan aktif dan memberikan umpan balik konstruktif.
  4. Pengelolaan Emosi: Strategi dalam membantu siswa untuk mengenali dan mengelola emosi mereka selama proses belajar.
  5. Pengaturan Tujuan: Metode penetapan tujuan yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk membantu siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Manfaat

  1. Peningkatan Keterampilan Mengajar: Membekali pendidik dengan keterampilan coaching yang akan meningkatkan cara mereka mengajar dan berinteraksi dengan siswa.
  2. Dukungan Personal Siswa: Memberikan siswa dukungan yang lebih personal, sehingga mereka merasa diperhatikan dalam proses belajar mereka.
  3. Perbaikan Hasil Belajar: Dengan adanya coaching, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat secara signifikan, baik secara akademik maupun dalam hal pengembangan karakter.
  4. Pembangunan Komunitas: Meningkatkan kerjasama dan saling mendukung di antara pendidik dan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang positif.
  5. Refleksi Diri: Mendorong pendidik untuk melakukan refleksi diri atas praktik mengajar mereka dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.       Merefleksikan hasil implementasi konsep dalam bentuk aksi nyata di kelas/sekolah lewat blog

2.       Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan dalam meningkatkan diri untuk memahami materi dan implementasi/aksi nyata di kelas/sekolah

 

Pada tahapan ini silahkan Bapak/Ibu merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dalam bentuk artikel reflektif dengan pertanyaan pemandu sebagai berikut :

1.       Apa yang paling menarik atau baru bagi Anda dalam materi ini?

Materi coaching sering kali menawarkan perspektif dan pendekatan baru yang dapat sangat menarik. Beberapa poin menarik atau baru terkait dengan materi coaching antara lain:

  1. Pendekatan Berbasis Empati: Banyak program coaching terbaru menekankan pentingnya empati dalam interaksi antara coach dan coachee. Pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana membangun hubungan yang mendukung dan penuh empati dapat mengubah dinamika dalam proses pembelajaran.

  2. Teknik Pertanyaan Berdaya Guna: Menggunakan pertanyaan terbuka yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan merenungkan ide-ide mereka sendiri adalah teknik yang sering kali baru bagi pendidik. Teknik ini dapat meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri siswa.

  3. Pengembangan Kecerdasan Emosional: Banyak materi coaching terbaru berfokus pada pentingnya kecerdasan emosional, baik bagi pendidik maupun siswa. Memahami bagaimana mengenali dan mengelola emosi dapat berkontribusi positif dalam lingkungan belajar yang lebih baik.

  4. Pengaturan Tujuan yang Dinamis: Materi terbaru sering kali menyoroti pentingnya menetapkan dan meninjau kembali tujuan secara berkala. Pendekatan ini membantu siswa tetap terfokus dan termotivasi, serta mengajarkan mereka untuk menyesuaikan tujuan sesuai dengan kemajuan mereka.

  5. Penerapan Teknologi dalam Coaching: Dengan kemajuan teknologi, banyak materi coaching yang membahas penggunaan alat digital dan aplikasi untuk mendukung proses coaching. Hal ini bisa menarik, terutama bagi pendidik yang ingin mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik mereka.

  6. Coaching Berbasis Bukti: Konsep menggunakan data dan hasil pembelajaran untuk mendukung dan mengarahkan proses coaching menjadi pendorong yang menarik. Pendekatan ini membawa fokus yang lebih ilmiah dalam memahami bagaimana coaching dapat memengaruhi hasil belajar.

  7. Refleksi Diri yang Terstruktur: Materi coaching terkini memberikan panduan lebih lanjut mengenai pentingnya refleksi diri bagi pendidik dan bagaimana melaksanakan refleksi dengan cara yang terstruktur untuk peningkatan berkelanjutan.

  8. Strategi untuk Pengelolaan Rintangan: Menyediakan teknik dan strategi untuk membantu siswa menghadapi dan mengatasi rintangan serta tantangan dalam proses belajar mereka sering kali menjadi elemen yang sangat relevan dan menarik.

2.       Bagaimana Anda memahami konsep supervisi akademik dengan pendekatan coaching?

Konsep supervisi akademik dengan pendekatan coaching mengintegrasikan prinsip-prinsip coaching dalam praktik supervisi untuk meningkatkan kinerja pendidik dan hasil belajar siswa. Berikut adalah beberapa cara untuk memahami konsep ini:

  1. Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Dalam supervisi akademik dengan pendekatan coaching, fokusnya adalah pada pengembangan profesional pendidik. Ini melibatkan dialog terbuka dan kolaboratif antara supervisor dan guru, di mana mereka bersama-sama mengeksplorasi tantangan, menetapkan tujuan, dan merencanakan langkah-langkah untuk perbaikan.

  2. Pendekatan Kolaboratif: Berbeda dengan supervisi tradisional yang cenderung bersifat top-down, pendekatan coaching menekankan kolaborasi. Supervisor bertindak sebagai coach yang mendengarkan, memberi umpan balik konstruktif, dan membantu pendidik menemukan solusi untuk masalah yang mereka hadapi.

  3. Refleksi Diri: Coaching dalam supervisi akademik mendorong pendidik untuk melakukan refleksi diri terkait praktik mengajar mereka. Dengan pembimbingan yang tepat, pendidik dapat mengevaluasi metode dan strategi pengajaran mereka, serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

  4. Fokus pada Kemandirian dan Inisiatif: Pendekatan coaching menekankan pentingnya membuat pendidik lebih mandiri dan bertanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri. Dengan memberikan mereka alat dan teknik untuk mengatasi tantangan secara mandiri, mereka dapat merasa lebih berdaya dan termotivasi.

  5. Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif: Dalam konteks supervisi akademik, umpan balik yang diberikan dalam pendekatan coaching bersifat positif dan membangun. Ini mendorong pendidik untuk melihat feedback sebagai alat untuk pertumbuhan, bukan sebagai kritik.

  6. Pengaturan Tujuan SMART: Proses coaching dalam supervisi akademik membantu pendidik menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbasis waktu (SMART). Ini memberikan arah yang jelas untuk pengembangan dan pencapaian hasil yang diinginkan.

  7. Peningkatan Hubungan dan Komunikasi: Dengan pendekatan coaching, hubungan antara supervisor dan pendidik bisa lebih terbuka dan komunikatif. Ini menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan aman bagi pendidik untuk berbagi tantangan dan pencapaian mereka.

  8. Fokus pada Hasil Siswa: Pada akhirnya, tujuan dari supervisi akademik dengan pendekatan coaching adalah untuk meningkatkan hasil pendidikan siswa. Ketika pendidik didukung dan dipandu untuk berkembang, siswa akan mendapat manfaat dari praktik pengajaran yang lebih baik.

3.  Bagaimana pendapat Anda, mengenai supervisi akademik dengan pendekatan coaching berbeda dengan pendekatan supervisi tradisional?

      Supervisi akademik dengan pendekatan coaching berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih positif dan mendukung, yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan profesional berkelanjutan, sedangkan pendekatan tradisional lebih fokus pada pengawasan dan penilaian yang dapat memicu rasa takut atau keraguan pada guru.


4.  Ceritakan pengalaman Anda dalam menerapkan pendekatan coaching dalam supervisi akademik di kelas atau sekolah Anda!

Dengan menerapkan pendekatan coaching, saya melihat peningkatan kepercayaan diri guru dalam pengajaran mereka, peningkatan keterlibatan siswa, dan pengembangan metode pengajaran baru yang lebih inovatif. Guru merasa lebih didukung dan termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan praktik mereka.

Menggunakan pendekatan coaching dalam supervisi akademik tidak hanya meningkatkan kinerja individu, tetapi juga menciptakan budaya kolaboratif di sekolah yang berfokus pada pertumbuhan dan perbaikan berkelanjutan. 

5.  Apa tantangan yang Anda hadapi saat menerapkan pendekatan ini dan bagaimana Anda mengatasinya?

  1. Resistensi dari Guru:

    • Tantangan: Beberapa guru mungkin merasa skeptis terhadap pendekatan coaching, berpikir bahwa itu hanya cara lain untuk menilai atau mengaudit kinerja mereka.
    • Strategi: Penting untuk menjelaskan tujuan coaching secara jelas dan menunjukkan bahwa fokusnya adalah pada pengembangan pribadi dan profesional. Membangun hubungan saling percaya melalui komunikasi terbuka dapat membantu mengurangi sikap skeptis.
  2. Kekurangan Keterampilan Coaching:

    • Tantangan: Beberapa individu mungkin tidak memiliki keterampilan coaching yang memadai, membuatnya sulit untuk menjalani proses coaching secara efektif.
    • Strategi: Mengikuti pelatihan tentang teknik coaching dan keterampilan komunikasi bisa sangat membantu. Berkolaborasi dengan profesional yang berpengalaman dalam coaching juga bisa memberikan wawasan tambahan.
  3. Sikap Negatif atau Stagnasi:

    • Tantangan: Beberapa guru mungkin merasa terjebak atau stagnan dalam metode pengajaran mereka dan enggan untuk mencoba pendekatan baru.
    • Strategi: Mendorong lingkungan yang mendukung inovasi dan risiko terukur. Mengadakan workshop berbagi praktik terbaik dan mengundang guru yang telah berhasil menerapkan perubahan dapat memberikan inspirasi.

6.   Bagaimana respons dari guru atau rekan kerja Anda terhadap pendekatan coaching yang Anda terapkan?

Respons Positif

Meningkatnya Kepercayaan Diri
Penerimaan terhadap Umpan Balik
Keterlibatan yang Lebih Tinggi
Peningkatan Kolaborasi

Respons Negatif

Skeptisisme atau Ketidakpercayaan
Kekhawatiran terhadap Waktu dan Beban Kerja:
Resistensi terhadap Perubahan
Kurangnya Keterlibatan

7.     Apa dampak dari penerapan supervisi akademik dengan pendekatan coaching terhadap Anda secara pribadi maupun profesional?

     Penerapan supervisi akademik dengan pendekatan coaching dapat membawa dampak yang sangat positif, mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional. Ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk berkembang dan belajar, baik sebagai pendidik maupun sebagai pribadi. Dengan demikian, coaching tidak hanya memperbaiki praktik pengajaran, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup secara keseluruhan.