Followers

Monday, August 26, 2024

Tugas 9 Modul 1.3 Budaya Positif PGP Jabar

 


TUGAS 9. REFLEKSI MODUL 1.3
Pada tahapan ini bapak/ibu akan melakukan refleksi untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi menggunakan metode Deal: dengan menjawab pertanyaan di bawah ini.
1.     Hari ini saya belajar…

2.  Hal yang paling menarik saya hari ini adalah…
3. Tantangan terberat yang saya hadapi hari ini adalah…
4. Saya merasa bangga dengan diri saya hari ini ketika…
5. Saya ingin tahu lebih banyak tentang…
6.  Satu hal yang ingin saya coba adalah…

Refleksi terhadap Modul Budaya Positif

Hari ini saya belajar…

    • Saya belajar tentang berbagai aspek budaya positif yang dapat diterapkan di kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan produktif. Saya juga memahami konsep disiplin positif, keyakinan kelas, dan posisi kontrol, serta bagaimana masing-masing dapat membantu dalam pengelolaan kelas yang efektif.

Hal yang paling menarik saya hari ini adalah…
Hal yang paling menarik adalah konsep disiplin positif dan bagaimana pendekatan ini bisa membantu siswa merasa dihargai dan termotivasi. Penerapan penguatan positif dan pendekatan restoratif untuk menangani pelanggaran memberikan alternatif yang lebih mendukung dibandingkan dengan hukuman tradisional.
Tantangan terberat yang saya hadapi hari ini adalah…
Tantangan terberat adalah mengidentifikasi dan memisahkan antara peraturan kelas dan keyakinan kelas. Memahami perbedaan antara keduanya dan bagaimana mengimplementasikannya secara efektif dalam konteks yang berbeda bisa cukup membingungkan.
Saya merasa bangga dengan diri saya hari ini ketika…
Saya merasa bangga ketika berhasil merumuskan keyakinan kelas bersama siswa dan melihat mereka antusias serta berkomitmen untuk mematuhi nilai-nilai tersebut. Proses kolaboratif ini menunjukkan betapa pentingnya melibatkan siswa dalam menciptakan aturan dan nilai-nilai kelas. 
Saya ingin tahu lebih banyak tentang…
Saya ingin tahu lebih banyak tentang strategi konkret untuk menerapkan disiplin positif dalam situasi yang lebih kompleks, seperti ketika menghadapi siswa dengan berbagai kebutuhan atau tantangan khusus. Menggali lebih dalam tentang teknik-teknik spesifik dan studi kasus bisa sangat berguna. 
Satu hal yang ingin saya coba adalah…
Saya ingin mencoba menerapkan teknik refleksi diri secara rutin dalam kelas. Mengajak siswa untuk merefleksikan perilaku mereka dan bagaimana mereka bisa memperbaiki diri bisa menjadi cara yang efektif untuk mengembangkan kesadaran diri dan tanggung jawab pribadi.
Refleksi ini membantu saya untuk mengevaluasi pemahaman saya dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam penerapan budaya positif di kelas.

Tugas 8 Modul 1.3 Budaya Positif PGP Jabar

 


TUGAS 8. APLIKASI NYATA MODUL 1.3
Anda telah sampai di penghujung modul 1.3. Sekarang saatnya Anda mengimplementasikan pemahaman Anda terkait budaya positif yang dapat membantu murid belajar dengan aman dan nyaman sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara.
1.   Pilih satu topik dari lima materi budaya positif yang akan anda ambil sebagai tindakan aksi nyata di  kelas. 
2.   Buat dokumentasi sederhana aksi nyata anda dalam bentuk Vlog/ Foto/ Tulisan sederhana/ PPT. Tautkan link dokumentasi dan materi aplikasi nyata Bapak /Ibu pada kolom berikut ini !

Aksi Nyata yang saya buat adalah Membuat Keyakinan Kelas 

Aksi Nyata Topik Disiplin Positif

Membuat Keyakinan Kelas di SMAN 1 Cililin

Disusun oleh

Wety Dwi Yuningsih

Guru Biologi SMAN 1 Cililin

 

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan aksi nyata Pelatihan Mandiri Platform Merdeka Mengajar pada Topik Disiplin Positif.

Aksi nyata pada topik Disiplin Positif mengambil tema Membuat Keyakinan Kelas. Pada aksi nyata ini saya mengambil waktu pada awal pembelajaran, saya Bersama dengan murid-murid membuat kesepakatan atau keyakinan kelas dalam pembelajaran Biologi selama satu tahun ajaran.

Pada tahun ajaran 2023/2024 saya mengajar sebanyak 40 JP dengan 10 kelas yang terdiri dari 10 kelas yaitu 2 kelas 12, 6 kelas 11 dan 2 kelas 10. Pada awal pembelajaran saya bersama dengan murid-murid di tiap kelas membuat kesepakatan atau keyakinan kelas dan didokumentasikan.

Kesepakatan atau keyakinan kelas dibuat untuk mengatur jalannya pembelajaran Biologi selama satu tahun dan harus di taati oleh semua murid karena sudah merupakan kesepakatan bersama.

Berikut adalah dokumentasi Ketika saya membuat kesepakatan atau keyakinan kelas


Keyakinan Kelas 12 MIPA 4

Keyakinan kelas 12 MIPA 6

Berikut adalah umpan balik peserta didik terhadap aksi pembuatan kesepakatan kelas atau keyakinan  kelas pembelajaran Biologi


Deskripsi

Dasar atau alasan membuat keyakinan kelas adalah aturan yang akan ditaati oleh peserta didik berasal dari kesepakatan semua peserta didik sehingga tidak ada alasan untuk melanggar aturan atau kesepakatan bersama. Selain itu ingin menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik untuk dapat bersama-sama menaati peraturan tanpa keterpaksaan atau ketakutan tapi berdasar pada kesadaran internal peserta didik.

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membuat keyakinan kelas adalah kesepakatan yang dibuat berdasarkan dari ide peserta didik secara musyawarah mufakat. Sehingga tidak ada yang merasa di rugikan ataupu  diuntungkan.

Cara atau proses membuat keyakinan kelas adalah dengan musyawarah mufakat dalam satu kelas yang dipimpin oleh ketua kelas dan didampingi oleh Guru mata Pelajaran. Terjadi diskusi yang sehat dan keputusan bersama yang diikuti oleh semua peserta didik dan di sadari untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Cara mendapatkan umpan balik dari murid dari hasil keyakinan kelas yaitu dengan memberikan kertas berisi pertanyaan yang menggambarkan refleksi peserta didik dalam membuat kesepakatan kelas.

Dampak yang diharapkan adalah terjadi kesadaran oleh seluruh peserta didik untuk melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik dan tanpa adanya unsur paksaan atau ketakutan. Dan dibuat pula sanksi yang yang harus dilakukan saat tidak melaksanakan kesepakatan kelas.

Refleksi

Perasaan saya dalam melaksanakan kesepakatan kelas adalah bahagia senang, karena bisa berdiskusi dengan peserta didik untuk menentukan aturan yang dibuat bersama, sehingga bisa dipatuhi dengan sadar oleh semua peserta didik.

Kendala atau tantangan yang dihadapi adalah tidak semua peserta didik berpartisipasi aktif mengemukakan pendapat sehingga aturan di dominasi oleh Sebagian peserta didik yang lebih dominan di dalam kelas. Walaupun nantinya hasil kesepakatan kelas di taati oleh seluruh peserta didik.

Hal baru yang saya dapat saat melakukan aksi nyata ini adalah bahwa untuk mencari kesepakatan bersama tidak cepat dan mudah, memerlukan proses, karena yang berbicara dari beberapa peserta didik yang tentunya mempunyai banyak keinginan atrau kepentingan pribadi.

Rencana jangka pendek apa yang akan saya lakukan setelah melakukan aksi nyata ini yaitu saya akan selalu memantau pelaksanaan kesepakatan kelas yang sudah di buat. Kesepkatan kelas di pajang di dinding kelas untuk bisa saling mengingatkan apa yang sudah kita sepakati bersama.

Dampak dari saya dan murid dari keyakinan kelas adalah terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, karena sudah ada kesepakatan kelas yang wajib dilaksanakan, bukan di langar. Kelas menjadi lebih mudah untuk di arahkan karena ada kesepakatan kelas. 

Untuk Link Video Membuat Keyakinan Kelas dapat di simak video berikut ini



Tugas 7 Modul 1.3 Budaya Positif PGP Jabar


 

TUGAS 7. POSISI KONTROL

Jawablah pertanyaan di bawah ini !

Setelah Bapak/Ibu  mempelajari dan melihat video posisi kontrol. Posisi kontrol manakah yang akan anda terapkan di kelas ? mengapa?

Setelah mempelajari dan melihat video tentang posisi kontrol, posisi kontrol yang akan saya terapkan di kelas adalah Posisi Kontrol Kolaboratif.

Alasan Memilih Posisi Kontrol Kolaboratif:

Partisipasi Aktif Siswa:

    • Posisi kontrol kolaboratif mendorong partisipasi aktif dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan pendekatan ini, siswa merasa lebih dihargai karena suara dan pendapat mereka didengarkan. Mereka tidak hanya menjadi penerima informasi tetapi juga berperan aktif dalam pembelajaran.
Membangun Rasa Tanggung Jawab:
Dengan melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan dan diskusi, mereka belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Ini juga membantu mereka memahami konsekuensi dari setiap pilihan yang mereka buat.
Mengembangkan Keterampilan Sosial:
Posisi kontrol kolaboratif mendorong kerja sama antar siswa. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerjasama, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim.
Lingkungan Belajar yang Positif:
Dengan menerapkan posisi kontrol kolaboratif, saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan inklusif. Siswa akan merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar, karena mereka merasa menjadi bagian dari komunitas kelas yang saling mendukung.
Fleksibilitas dalam Pengajaran:
Pendekatan kolaboratif memungkinkan saya untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Dengan cara ini, saya dapat memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi setiap siswa.
Dengan menerapkan posisi kontrol kolaboratif, saya berharap dapat menciptakan suasana kelas yang dinamis, di mana siswa merasa diberdayakan, termotivasi, dan siap untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka sendiri.

Tugas 6 Modul 1.3 Budaya Positif PGP Jabar

   TUGAS 6. KEYAKINAN KELAS

Untuk mengecek pemahaman kita mengenai keyakinan kelas, isilah pernyataan di bawah ini, apakah termasuk keyakinan kelas atau peraturan kelas?

Pilih dengan cara mencentang kolom peraturan kelas atau keyakinan kelas !

 

Kalimat

Peraturan Kelas

Keyakinan Kelas

 

Kembalikan barang ke tempatnya

 

 

Dilarang mengganggu orang lain

 

 

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran di mulai

 

 

Dilarang melakukan kekerasam

 

 

Dilarang menggunakan narkoba

 

 

Bergantian atau menunggu giliran

 

 

Dilaran merokok

 

 

Gunakan masker

 

 

Buanglah sampah pada tempatnya

 

 


Berikut adalah pengisian pernyataan sesuai dengan klasifikasi antara peraturan kelas dan keyakinan kelas:

KalimatPeraturan KelasKeyakinan Kelas
Kembalikan barang ke tempatnya
Dilarang mengganggu orang lain
Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
Dilarang melakukan kekerasan
Dilarang menggunakan narkoba
Bergantian atau menunggu giliran
Dilarang merokok
Gunakan masker
Buanglah sampah pada tempatnya

Penjelasan:

  • Peraturan Kelas: Biasanya berupa instruksi spesifik yang harus diikuti oleh siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan tertib. Peraturan ini cenderung lebih formal dan menekankan pada hal-hal yang wajib dilakukan atau dilarang.

  • Keyakinan Kelas: Merupakan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang dipegang bersama oleh semua anggota kelas. Keyakinan ini lebih bersifat mendasar dan bertujuan untuk membentuk karakter dan budaya positif di kelas.

Kalimat-kalimat yang termasuk Peraturan Kelas cenderung spesifik dan mengatur perilaku langsung dengan instruksi yang jelas, sementara Keyakinan Kelas lebih menekankan pada nilai-nilai yang dipegang dalam interaksi dan kehidupan sehari-hari di kelas.

Tugas 5 Modul 1.3 Budaya Positif PGP Jabar

 


TUGAS 5. LIMA KEBUTUHAN DASAR

Semua orang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Bila mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhannya dengan cara yang positif, mereka bisa melanggar peraturan atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

Analisis Kasus

Najma, seorang anak kelas 3 SMK, begitu tiba di rumah sepulang dari sekolah, ia  menangis dan mengadu pada ibunya bahwa dia benci pada Bu Lala, gurunya. Menurut Anda, kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Dinda, jika jawabannya seperti ini? Bila Anda berada dalam posisi Ibu Rani, dan mendengar informasi dari Ibunya Dinda tentang perasaan Dinda hari itu, apa yang akan Anda lakukan pada Dinda besok ketika Dinda masuk sekolah agar kebutuhan Dinda terpenuhi? 

Jawaban Dinda

Kebutuhan

Kebutuhan Tindakan Anda

“Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu mengerjakan tugas, katanya kelas harus tenang, tidak ada suara. Kan nggak seru jadinya”

Kesenangan 

 

Ibu guru tidak menyapaku hari ini, padahal aku pakai jepit rambut baru”. 

Kasih sayang dan rasa ingin di terima

 

“Aku bosen, masa belajarnya cuma gitu-gitu aja..dengerin Ibu Guru aja”. 

Kebebasan

 

“Aku sebel, gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukin ke teman-temanku di depan kelas”.

Penguasaan 

 

  1. Jawaban Dinda: “Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu mengerjakan tugas, katanya kelas harus tenang, tidak ada suara. Kan nggak seru jadinya.”

    • Kebutuhan: Kesenangan
    • Tindakan Anda: Besok, saat Dinda masuk sekolah, saya akan mencoba menciptakan lingkungan belajar yang tetap menyenangkan baginya sambil tetap menjaga ketenangan di kelas. Misalnya, saya bisa memberikan waktu tertentu di mana siswa bisa bersenandung atau mendengarkan musik pelan dengan earphone setelah selesai mengerjakan tugas. Hal ini akan memenuhi kebutuhan kesenangan Dinda tanpa mengganggu lingkungan belajar.
  2. Jawaban Dinda: “Ibu guru tidak menyapaku hari ini, padahal aku pakai jepit rambut baru.”

    • Kebutuhan: Kasih sayang dan rasa ingin diterima
    • Tindakan Anda: Besok, saya akan memastikan untuk memberikan perhatian lebih kepada Dinda dan siswa lain dengan menyapa mereka secara lebih personal. Saya akan memberikan pujian sederhana seperti "Kamu terlihat cantik dengan jepit rambut barumu, Dinda." Hal ini akan membantu memenuhi kebutuhan Dinda akan kasih sayang dan rasa diterima.
  3. Jawaban Dinda: “Aku bosen, masa belajarnya cuma gitu-gitu aja..dengerin Ibu Guru aja.”

    • Kebutuhan: Kebebasan
    • Tindakan Anda: Untuk memenuhi kebutuhan Dinda akan kebebasan, saya akan mencoba variasi metode pengajaran yang lebih interaktif dan melibatkan siswa secara aktif. Misalnya, saya bisa menggunakan metode diskusi kelompok, proyek kreatif, atau permainan edukatif yang membuat Dinda merasa lebih bebas dalam berekspresi dan terlibat dalam proses belajar.
  4. Jawaban Dinda: “Aku sebel, gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukin ke teman-temanku di depan kelas.”

    • Kebutuhan: Penguasaan
    • Tindakan Anda: Saya akan mendekati Dinda secara pribadi dan meminta maaf jika tindakanku sebelumnya membuatnya tidak nyaman. Besok, saya akan mencoba memberikan dukungan dan dorongan untuk membantu Dinda merasa lebih percaya diri dalam menggambar atau tugas lain yang dia lakukan. Saya juga bisa memberikan pujian pada usaha yang dia lakukan dan memberikan bimbingan agar dia dapat merasa lebih puas dengan hasil karyanya, memenuhi kebutuhan akan penguasaan.

Dengan langkah-langkah ini, saya berharap dapat memenuhi kebutuhan Dinda dan membantunya merasa lebih dihargai dan nyaman di lingkungan sekolah. 


Tugas 4 Modul 1.3 Budaya Positif PGP Jabar

 


Tugas 4. Hukuman dan Penghargaan dan Restitusi

Berikanlah tanggapan atas kasus di bawah ini

Desi kurang menguasai pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pada saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih banyak berdiam diri atau melihat bacaan di buku lain. Pak Dimas guru Bahasa Indonesia, menanyakan pertanyaan Desi menjadi gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tenpat pensil, serta tiba-tiba menjadi gagap pada saat berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Desi yang bicara tergagap dan terkejut tersebut. Pak Dimas pada saat itu membiarkan teman-teman Desi menertawakan Desi yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan minta Desi  untuk maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menangkat satu kaki  karena tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Dimas. Kelas makin gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat Desi di depan kelas memegang ujung hidungnya. 

Apakah Anda setuju dengan tindakan pak Dimas terhadap ? Mengapa? 

Menurut Anda, tindakan Pak Dimas  terhadap Desi adalah sebuah hukuman atau konsekuensi? Mengapa? Berikan tanggapan dengan mengisi kolom di bawah!

Saya tidak setuju dengan tindakan Pak Dimas terhadap Desi. Tindakan tersebut tidak pantas dan malah merugikan perkembangan psikologis Desi sebagai siswa. Tindakan yang diambil oleh Pak Dimas bukanlah bentuk hukuman yang mendidik, melainkan tindakan yang mempermalukan Desi di depan umum, yang dapat mengakibatkan trauma, menurunnya rasa percaya diri, dan bahkan kebencian terhadap pelajaran yang diajarkan.

Apakah tindakan Pak Dimas terhadap Desi adalah sebuah hukuman atau konsekuensi?

Tindakan Pak Dimas terhadap Desi lebih tepat disebut sebagai hukuman, tetapi hukuman yang tidak mendidik. Hukuman adalah bentuk konsekuensi negatif yang diberikan ketika seseorang melakukan kesalahan, tetapi dalam konteks pendidikan, hukuman haruslah mendidik, bertujuan untuk memperbaiki perilaku, dan dilakukan dengan cara yang tidak merendahkan martabat siswa.

Namun, tindakan Pak Dimas tidak memenuhi kriteria tersebut karena dia mempermalukan Desi di depan teman-temannya, yang bukan hanya tidak membantu Desi belajar, tetapi malah memperburuk situasi. Ini adalah contoh dari hukuman yang bersifat destruktif dan tidak efektif dalam mendidik atau memperbaiki perilaku siswa.

Sebagai seorang guru, seharusnya Pak Dimas memberikan dukungan dan dorongan kepada Desi, misalnya dengan memberikan bimbingan tambahan di luar jam pelajaran atau memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuannya untuk membantu Desi memahami pelajaran dengan lebih baik. Tindakan yang merendahkan dan mempermalukan hanya akan memperparah kondisi emosional siswa dan bisa berdampak negatif jangka panjang

                    Apa perbedaan antara Hukuman, konsekuensi dan Restitusi? 

1. Hukuman

Definisi: Hukuman adalah tindakan yang diberikan sebagai respon terhadap perilaku yang dianggap salah atau tidak sesuai dengan aturan. Tujuan utama hukuman adalah untuk menimbulkan efek jera, agar individu tidak mengulangi perilaku yang sama di masa depan.

Ciri-ciri:

      • Biasanya bersifat negatif atau menyakitkan bagi penerima.
      • Dapat berupa fisik (misalnya, memukul), verbal (misalnya, memarahi), atau psikologis (misalnya, mempermalukan).
      • Tidak selalu bersifat mendidik dan sering kali hanya berfokus pada memberikan penderitaan atau ketidaknyamanan kepada individu yang dihukum.
      • Contoh: Seorang siswa diberi hukuman berdiri di depan kelas karena tidak menyelesaikan PR.

Dampak:

      • Dapat menimbulkan rasa takut atau dendam.
      • Sering kali tidak efektif dalam jangka panjang karena tidak mengajarkan perilaku yang diinginkan, hanya menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.

2. Konsekuensi

Definisi: Konsekuensi adalah hasil alami atau logis dari suatu tindakan. Dalam konteks pendidikan atau pengasuhan, konsekuensi biasanya diterapkan untuk mengajarkan siswa bahwa setiap tindakan memiliki dampak.

Ciri-ciri:

      • Bisa positif atau negatif, tergantung pada perilaku yang mendahuluinya.
      • Lebih bersifat mendidik karena bertujuan untuk mengajarkan tanggung jawab dan pemahaman tentang hubungan sebab-akibat.
      • Ada dua jenis konsekuensi:
        • Konsekuensi alami: Terjadi tanpa campur tangan orang lain, misalnya, jika seseorang tidak makan, dia akan merasa lapar.
        • Konsekuensi logis: Diberikan sebagai hasil yang langsung terkait dengan perilaku, misalnya, seorang siswa tidak mengerjakan PR, maka dia harus menyelesaikannya selama waktu istirahat.

Dampak:

      • Membantu individu memahami dampak dari tindakan mereka dan mendorong perubahan perilaku yang lebih bertanggung jawab.

3. Restitusi

Definisi: Restitusi adalah tindakan memperbaiki kerusakan atau kesalahan yang telah dilakukan. Ini adalah upaya untuk mengembalikan keadaan seperti semula atau bahkan lebih baik setelah terjadi pelanggaran.

Ciri-ciri:

      • Fokus pada perbaikan dan pemulihan, bukan pada menghukum.
      • Mengajarkan tanggung jawab dengan mendorong individu untuk memperbaiki kesalahan mereka.
      • Memberikan kesempatan kepada individu untuk memperbaiki hubungan atau situasi yang telah mereka rusak.
      • Contoh: Seorang siswa yang merusak barang milik sekolah diminta untuk memperbaikinya atau menggantinya.

Dampak:

      • Mendorong kesadaran dan tanggung jawab.
      • Membantu individu belajar dari kesalahan mereka dengan cara yang konstruktif.
      • Memperbaiki hubungan dan situasi yang telah dirusak, sering kali dengan hasil positif jangka panjang.

Perbandingan Singkat:

      • Hukuman sering kali bersifat negatif dan fokus pada penderitaan penerima.
      • Konsekuensi mengajarkan sebab-akibat dan bertujuan untuk mendidik melalui hasil logis dari tindakan.
      • Restitusi fokus pada pemulihan dan perbaikan setelah terjadi kesalahan atau kerusakan, dengan tujuan memperbaiki situasi secara konstruktif.

Jika di kelas/ sekolah anda di dapati siswa yang melakukan sebuah kesalahan, pendekatan apa yang akan anda lakukan?

Jika saya mendapati seorang siswa melakukan kesalahan di kelas atau sekolah, saya akan mengambil pendekatan yang fokus pada pembelajaran, tanggung jawab, dan perbaikan. Berikut adalah langkah-langkah pendekatan yang akan saya lakukan:

1. Pendekatan Empatik

      • Memahami Situasi: Sebelum memberikan reaksi, saya akan mencoba memahami alasan di balik perilaku siswa tersebut. Ini bisa dilakukan dengan berbicara secara pribadi dengan siswa untuk mengetahui apa yang sedang dia alami atau apa yang menyebabkan kesalahan tersebut.
      • Menunjukkan Empati: Saya akan menunjukkan empati terhadap perasaan siswa dan memastikan dia merasa didengarkan dan dipahami. Ini penting agar siswa tidak merasa dihakimi atau dipermalukan.

2. Memberikan Konsekuensi Logis

      • Menghubungkan Tindakan dengan Akibat: Saya akan menjelaskan kepada siswa bagaimana tindakan mereka memiliki konsekuensi dan memastikan konsekuensi tersebut logis dan terkait langsung dengan kesalahan yang dilakukan. Misalnya, jika seorang siswa merusak alat tulis temannya, konsekuensinya mungkin adalah mengganti alat tulis tersebut.
      • Mendorong Refleksi: Saya akan meminta siswa untuk merenungkan tindakan mereka dan memahami bagaimana hal itu memengaruhi orang lain. Ini bisa dilakukan melalui diskusi atau tugas refleksi.

3. Menerapkan Restitusi

      • Memperbaiki Kesalahan: Saya akan mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan, misalnya dengan meminta maaf kepada teman yang dirugikan atau memperbaiki barang yang rusak.
      • Memberikan Kesempatan untuk Belajar: Selain memperbaiki kesalahan, siswa juga akan diberi kesempatan untuk belajar dari pengalaman tersebut, misalnya dengan melakukan tugas tambahan yang relevan dengan kesalahan yang mereka lakukan.

4. Menghindari Hukuman yang Mempermalukan

      • Tidak Mempermalukan Siswa: Saya akan menghindari hukuman yang dapat mempermalukan atau merendahkan martabat siswa di depan teman-temannya. Tujuan saya adalah mendidik, bukan menghukum.
      • Fokus pada Pembelajaran: Saya akan memastikan bahwa tindakan saya membantu siswa memahami kesalahan mereka dan mendorong mereka untuk berperilaku lebih baik di masa depan.

5. Komunikasi dengan Orang Tua atau Wali

      • Melibatkan Orang Tua: Jika diperlukan, saya akan mengkomunikasikan kejadian tersebut kepada orang tua atau wali siswa untuk memastikan ada dukungan dari rumah dalam proses perbaikan perilaku.

6. Pemantauan dan Dukungan Berkelanjutan

      • Memantau Perkembangan: Setelah memberikan konsekuensi dan restitusi, saya akan terus memantau perkembangan siswa dan memberikan dukungan jika diperlukan.
      • Memberikan Penguatan Positif: Jika siswa menunjukkan perbaikan dalam perilaku, saya akan memberikan penguatan positif untuk mendorong mereka terus berperilaku baik.

Dengan pendekatan ini, saya berharap bisa membantu siswa belajar dari kesalahan mereka, memperbaiki diri, dan tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dan empatik.