Followers

Tuesday, September 3, 2024

Tugas 4 Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional PGP Jabar

 


TUGAS 4
Pada tahapan ini bapak/ibu akan melakukan refleksi untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi menggunakan metode 4P:
1. Peristiwa yang terjadi selama mempelajari materi refleksi pendidikan nasional

Peristiwa yang terjadi adalah saya mempelajari modul ini dengan sungguh- sungguh. Saya menyimak video, dan menjadi jadi bagaimana refleksi filosofi Pendidikan nasional. Diawali dari refleksi pada diri saya sendiri sehingga saya  menjadi paham bagaimana harus menjadi guru yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Nasional.

2. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas

Perasaan saya adalah sangat bahagia, sejak saya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan Filosofi Pendidikan nasional, saya menjadi bahagia menjadi seorang guru dan ini juga berimbas pada murid- murid saya yang bahagia belajar bersama saya. 


3. Pembelajaran berkaitan dengan Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Pembelajaran atau ide yang timbul sepanjang proses perubahan adalah saya mendapatkan ide untuk selalu membuat perencanaan pembelajaran yang menyenangkan dan saya akan membuat setiap pertemuan dengan metode pembelajaran yang berbeda sehingga semua murid- murid menantikan kehadiran saya di kelas. 


4. Penerapan kedepan yang akan dilakukan di kelas dan sekolahnya masing-masing

Penerapan kedepan yang akan saya lakukan di kelas adalah saya akan selalu menerapkan metode pembelajaran yang berbeda di tiap pertemuan. Mudah-mudahan akan selalu istiqomah ya.. dan saya akan membagikan metode pembelajaran ini kepada guru- guru di sekolah atau di luar sekolah saya. 


Tugas 3 Modul 1.1 Refleksi Fisiologis Pendidikan Nasional PGP Jabar

 


TUGAS 3
Buatlah sebuah tulisan reflektif kritis Bapak/Ibu terkait konsep pemikiran Pendidikan KHD berdasarkan pertanyaan dibawah ini :

1.   Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di Jawa Barat serta sekolah Bapak/Ibu secara khusus?

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) tentang pendidikan sangat relevan dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini, khususnya di Jawa Barat dan sekolah Bapak/Ibu. KHD memiliki pandangan yang sangat komprehensif tentang pendidikan, yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek karakter dan kepribadian. Beberapa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan saat ini adalah:

1. Pendidikan sebagai tuntutan hidup:

      • KHD: Pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak.
      • Relevansi: Konsep ini masih sangat relevan, di mana pendidikan tidak hanya sebatas mengejar nilai akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan pengembangan potensi diri siswa secara menyeluruh.

2. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani:

      • KHD: Seorang guru harus menjadi teladan, membangun semangat, dan memberikan dorongan dari belakang.
      • Relevansi: Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga harus menjadi sosok yang menginspirasi bagi siswa.

3. Pendidikan yang berpusat pada anak:

      • KHD: Pendidikan harus sesuai dengan kodrat anak.
      • Relevansi: Konsep ini sejalan dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa aktif dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator.

4. Pendidikan yang mencerminkan kebudayaan nasional:

      • KHD: Pendidikan harus memperkuat jati diri bangsa.
      • Relevansi: Pendidikan di Indonesia harus mampu melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, serta mempersiapkan generasi muda menjadi warga negara yang baik.

Relevansi dengan Konteks Jawa Barat dan Sekolah Bapak/Ibu:

      • Kekayaan budaya: Jawa Barat memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Pemikiran KHD tentang pendidikan yang berakar pada budaya lokal sangat relevan untuk diaplikasikan di Jawa Barat.
      • Tantangan pendidikan: Sama seperti di daerah lain, Jawa Barat juga menghadapi berbagai tantangan dalam pendidikan, seperti kesenjangan akses, kualitas guru, dan relevansi kurikulum. Pemikiran KHD dapat menjadi inspirasi untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
      • Visi sekolah: Setiap sekolah memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Namun, secara umum, pemikiran KHD tentang pendidikan dapat menjadi acuan dalam merumuskan visi dan misi sekolah, serta dalam merancang program-program pembelajaran.

Penerapan Pemikiran KHD di Sekolah:

        • Mengembangkan kurikulum yang berpusat pada siswa: Kurikulum dirancang agar siswa aktif dalam belajar, dengan banyak kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung.
        • Membangun lingkungan belajar yang kondusif: Lingkungan belajar yang menyenangkan dan inspiratif akan memotivasi siswa untuk belajar.
        • Menanamkan nilai-nilai karakter: Selain pengetahuan, siswa juga perlu diberikan pendidikan karakter agar menjadi manusia yang berakhlak mulia.
        • Memberdayakan guru: Guru diberikan pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan kompetensinya dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
        • Melibatkan orang tua dan komunitas: Orang tua dan komunitas perlu dilibatkan dalam proses pendidikan anak.
2.   Apa saja yang Bapak/Ibu lihat pada diri sendiri sebagai seorang pendidik setelah mempelajari materi ini?

Peran Guru yang Lebih Holistik:

      • Bukan hanya pemberi materi: Anda mungkin menyadari bahwa peran Anda sebagai guru melampaui sekadar menyampaikan materi pelajaran. Anda juga berperan sebagai pembimbing, motivator, dan teladan bagi siswa.
      • Pentingnya karakter: Anda mungkin lebih memperhatikan pembentukan karakter siswa selain pencapaian akademik. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan gotong royong menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran.

2. Pentingnya Memahami Siswa:

      • Setiap siswa unik: Anda mungkin lebih memahami bahwa setiap siswa memiliki potensi dan karakter yang berbeda-beda. Penting untuk memberikan perhatian individual pada setiap siswa.
      • Belajar dari siswa: Anda mungkin menyadari bahwa siswa juga memiliki banyak hal yang dapat diajarkan kepada guru. Dengan mendengarkan dan berinteraksi dengan siswa, Anda dapat memperoleh wawasan baru.

3. Relevansi Budaya dalam Pembelajaran:

      • Mengakomodasi keberagaman: Anda mungkin lebih memperhatikan pentingnya mengakomodasi keberagaman budaya dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
      • Mempelajari budaya lokal: Anda mungkin terdorong untuk mempelajari lebih dalam tentang budaya lokal dan mengintegrasikannya ke dalam materi pembelajaran.

4. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa:

      • Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan: Anda mungkin lebih fokus pada menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif bagi siswa untuk aktif belajar.
      • Menggunakan berbagai metode pembelajaran: Anda mungkin lebih bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran agar siswa tidak bosan dan lebih terlibat.

5. Refleksi Diri:

      • Terus belajar dan berkembang: Anda mungkin menyadari pentingnya terus belajar dan mengembangkan diri sebagai seorang pendidik.
      • Menjadi teladan: Anda mungkin merasa tertantang untuk menjadi teladan bagi siswa dalam segala hal, baik dalam hal akademik maupun non-akademik.
3.  Apa saja perubahan yang Bapak/Ibu lihat pada murid-murid Bapak/Ibu setelah mempelajari materi ini?
      • Peningkatan motivasi belajar: Murid-murid mungkin menunjukkan minat yang lebih besar dalam belajar karena mereka merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran dan melihat relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
      • Perkembangan karakter: Murid-murid mungkin menunjukkan peningkatan dalam hal sikap, seperti lebih bertanggung jawab, disiplin, mandiri, dan saling menghargai.
      • Keterampilan berpikir kritis: Murid-murid mungkin lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan, menganalisis informasi, dan memecahkan masalah.
      • Kreativitas yang meningkat: Murid-murid mungkin lebih berani dalam mengekspresikan ide-ide mereka dan mencari solusi yang inovatif.
      • Kerjasama yang lebih baik: Murid-murid mungkin lebih mudah bekerja sama dalam kelompok dan menghargai perbedaan pendapat.
      • Kepercayaan diri yang meningkat: Murid-murid mungkin merasa lebih percaya diri dalam kemampuan mereka dan berani untuk mencoba hal-hal baru.

Perubahan-perubahan ini mungkin terlihat secara bertahap dan dalam berbagai bentuk, misalnya:

      • Partisipasi aktif dalam diskusi kelas: Murid-murid lebih sering mengajukan pertanyaan dan berbagi pendapat.
      • Inisiatif dalam menyelesaikan tugas: Murid-murid lebih proaktif dalam mengerjakan tugas dan mencari informasi tambahan.
      • Kemampuan bekerja sama dalam kelompok: Murid-murid dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan lebih baik dan saling membantu.
      • Peningkatan hasil belajar: Murid-murid menunjukkan peningkatan prestasi akademik, baik dalam bentuk nilai maupun pemahaman konsep.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan ini:

      • Konsistensi dalam penerapan: Seberapa konsisten Anda menerapkan prinsip-prinsip Ki Hadjar Dewantara dalam pembelajaran.
      • Dukungan dari lingkungan sekolah: Dukungan dari kepala sekolah, guru lain, dan staf sekolah sangat penting.
      • Keterlibatan orang tua: Keterlibatan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran anak juga sangat berpengaruh.

Aplikasi nyata ini dapat dibuat dengan berbagai macam metode seperti dalam bentuk rekaman audio, video, slide presentasi, artikel, essay, poster atau metode lainnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, kemudian upload aplikasi nyata yang telah dibuat pada kotak berikut!



Tugas 2 Modul 1 Refleksi Fisiologis Pendidikan Nasional PGP Jabar

 


TUGAS 2

Setelah menyimak video Pendidikan Zaman Kolonial 


1. Apa bagian yang paling menarik bagi saya? Mengapa?

Video ini membahas tentang pendidikan di Indonesia pada zaman kolonial. Video ini dimulai dengan pengenalan tentang bagaimana pendidikan di Indonesia pada zaman kolonial hanya untuk mendidik calon-calon pegawai dan orang-orang pembantu. Kemudian, video ini membahas tentang bagaimana pemerintah Hindia Belanda memberikan kelonggaran kepada para calon mudir dokter jawa untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Video ini juga membahas tentang bagaimana lahirnya cita-cita baru yang mengimpikan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran pada tahun 1920. Video ini diakhiri dengan pembahasan tentang bagaimana Tamansiswa lahir sebagai sebuah gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.

Berikut adalah beberapa hal yang menarik buat saya : 

      • Bagaimana pendidikan di Indonesia pada zaman kolonial hanya untuk mendidik calon-calon pegawai dan orang-orang pembantu.
      • Bagaimana pemerintah Hindia Belanda memberikan kelonggaran kepada para calon mudir dokter jawa untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.   
      • Bagaimana lahirnya cita-cita baru yang mengimpikan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran pada tahun 1920.
      • Bagaimana Tamansiswa lahir sebagai sebuah gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.


2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial?

Tujuan pendidikan pada zaman kolonial adalah untuk mendidik calon-calon pegawai dan orang-orang pembantu. Pendidikan pada zaman kolonial hanya memberikan pengajaran membaca, menulis, dan berhitung seperlunya. Hal ini dilakukan agar orang-orang pembantu dapat mendukung usaha dagang mereka.

Selain itu, pemerintah Hindia Belanda juga memberikan kelonggaran kepada para calon mudir dokter jawa untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di Indonesia.

Pada tahun 1920, lahirlah cita-cita baru yang mengimpikan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Cita-cita ini melahirkan Tamansiswa di Yogyakarta pada tahun 1922. Tamansiswa adalah sebuah gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.


3. Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini?

Persamaan

  • Adanya proses transfer ilmu: Baik zaman kolonial maupun sekarang, tujuan utama pendidikan adalah mentransfer ilmu dan pengetahuan dari pendidik ke peserta didik.
  • Adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik: Meskipun metode dan intensitasnya berbeda, interaksi antara guru dan siswa tetap menjadi kunci dalam proses pembelajaran.

Perbedaan

AspekZaman KolonialMasa Kini
TujuanMendukung kepentingan kolonial (produksi, administrasi), mendidik tenaga kerja terampil untuk kepentingan Belanda.Mengembangkan potensi individu, mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
SasaranTerbatas pada kelompok tertentu (anak pribumi tertentu, anak Belanda), fokus pada pendidikan dasar.Lebih inklusif, mencakup semua kalangan, dan jenjang pendidikan lebih beragam (dasar, menengah, tinggi).
KurikulumKaku, berorientasi pada hafalan, dan lebih menitikberatkan pada mata pelajaran yang mendukung kepentingan kolonial (bahasa Belanda, sejarah kolonial).Lebih fleksibel, menekankan pada pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Metode pembelajaranCeramah, hafalan, dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif.Beragam, melibatkan peserta didik secara aktif (diskusi, proyek, praktikum), memanfaatkan teknologi.
Bahasa pengantarBahasa Belanda, bahasa daerah (terbatas).Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama, bahasa asing sebagai bahasa tambahan.
Nilai-nilai yang ditanamkanKepatuhan, ketergantungan, dan orientasi pada kepentingan kolonial.Kemandirian, kreativitas, kritis, dan nilai-nilai kebangsaan.

Tugas 1 Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional PGP Jabar

 


TUGAS 1

1. Pengalaman apa yang membuat Bapak/Ibu menjadi rindu bersekolah, atau, pengalaman apa yang membuat Bapak/Ibu kehilangan motivasi untuk bersekolah? (pilih salah satu)

Pengalaman yang membuat saya rindu sekolah adalah senyum, keceriaan dari semua murid- murid saya. Saya bahagia bila sudah bersama mereka, sampai saya selalu mencari ide untuk membuat metode pembelajaran yang berbeda di setiap bertemu dengan saya. Semua saya lakukan karena saya ingin murid- murid saya tidak merasa bosan, mereka bahagia dan bila hati bahagia pasti bisa menerima ilmua yang akan kita transfer. Dan refleksi murid adalah perkataan paling jujur yang bisa meningkatkan kualitas kita sebagai seorang guru. 

Pengalaman yang membuat saya kehilangan motivasi untuk bersekolah adalah jika saya tidak diakui oleh pihak sekolah, terdapat rekan Guru yang merasa terancam dengan keberadaan saya, padahal saya hanya ingin menjadi guru yang baik di sekolah. 

2.  Peristiwa apa yang membuat Bapak/Ibu merasa berkembang dan belajar sebagai seorang pembelajar?

Peristiwa yang membuat saya berkembang adalah pada saat pandemi, saya harus mengajar secara online sedangkan saya adalah guru gaptek. Saya termotivasi untuk belajar sendiri membuat video pembelajaran yang saya upload ke chanel Youtube wetyyuningsih. Itulah yang membuat saya akhirnya membuat video pembelajaran lengkap Biologi dan sekarang bisa menjadi seorang Guru Youtuber. Hikmahnya saya tidak hanya mengajar murid-murid saya di sekolah tapi saya bisa mentransfer ilmu Biologi ke seluruh murid di Indonesia.

3.  Siapa sosok guru yang menginspirasi Bapak/Ibu?
Guru yang menginspirasi saya adalah ibu saya, beliau adalah Guru SD (sudah pensiun) yang benar-benar mengajarkan saya untuk menjadi seorang guru yang benar. Yang membuat persiapan mengajar dengan baik sebelum mengajar. Mengajar dengan ikhlas, sehingga semua murid- murid nya menyukai dan sekarang menjadi orang- orang yang sukses. Ibu yang selalu mengingatkan untuk menjadi Guru yang baik, membuat administrasi Guru yang lengkap agar gaji yang saya terima menjadi barokah. 

4.  Apa pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?  
Pengalaman yang berkesan adalah beliau selalu memberikan contoh bagaimana menjadi Guru yang baik. Saya melihat bagaimana murid-muridnya sangat senang dan menyukai nya pada saat mengajar. mengajarkan kepada saya bahwa Guru adalah posion nya sehingga mengajar dari hati akan sampai ke hati juga. 

5. Pernahkah Bapak/Ibu menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas yang Bapak/Ibu ampu?
Selalu saya terapkan apa yang beliau lakukan pada saat menjadi Guru. Saya pun sadar saya membuat administrasi guru dengan lengkap, saya juga membuat perangkat ajar yang lengkap. saya selalu bersemangat dalam mengajar, membuat metode pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan untuk murid- murid saya.

6.  Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini? 

Kegiatan yang Diharapkan

    • Analisis kasus: Menganalisis berbagai kasus nyata yang menunjukkan bagaimana faktor fisiologis seperti nutrisi, tidur, stres, dan kesehatan fisik memengaruhi kinerja siswa dalam belajar.
    • Diskusi kelompok: Melakukan diskusi kelompok untuk berbagi pengalaman dan perspektif tentang bagaimana faktor fisiologis mempengaruhi proses belajar.
    • Praktik langsung: Melakukan kegiatan praktik seperti pengukuran detak jantung, pernapasan, atau analisis postur tubuh saat belajar untuk memahami hubungan antara fisiologi dan pembelajaran.
    • Studi literatur: Membaca dan menganalisis berbagai literatur ilmiah yang relevan dengan topik refleksi fisiologis pendidikan.

Materi yang Diharapkan

    • Dasar-dasar neurofisiologi: Memahami bagaimana otak bekerja saat belajar, termasuk peran neurotransmitter, plastisitas otak, dan pembentukan memori.
    • Fisiologi stres dan pembelajaran: Mempelajari bagaimana stres memengaruhi konsentrasi, motivasi, dan kinerja belajar.
    • Nutrisi dan pembelajaran: Memahami hubungan antara nutrisi yang baik dengan fungsi kognitif dan kinerja akademik.
    • Tidur dan pembelajaran: Mempelajari pentingnya tidur yang cukup untuk konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan pemecahan masalah.
    • Aktivitas fisik dan pembelajaran: Memahami bagaimana aktivitas fisik dapat meningkatkan fungsi kognitif dan motivasi belajar.
    • Lingkungan belajar yang kondusif: Mempelajari bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesehatan fisik dan mental siswa.

Manfaat yang Diharapkan

    • Meningkatkan kualitas pembelajaran: Dengan memahami faktor fisiologis yang memengaruhi pembelajaran, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
    • Meningkatkan kesejahteraan siswa: Pendidik dapat membantu siswa memahami pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental untuk mencapai prestasi akademik yang optimal.
    • Membangun kolaborasi: Modul ini dapat menjadi wadah bagi pendidik untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta membangun jaringan kolaborasi.
    • Mengembangkan profesionalisme guru: Pendidik dapat mengembangkan kompetensi dalam bidang fisiologi pembelajaran dan menerapkannya dalam praktik pembelajaran sehari-hari.