Followers

Saturday, January 25, 2025

Jawaban Tugas Biologi : Faktor Biatik, Abiotik, jaring makanan dan kerusakannya pada ekosistem sawah

 


Foto dokumentasi ekosistem sawah yang menunjukkan adanya faktor biotik abiotik, jaring-jaring makanan

Jawaban nya



Ekosistem sawah merupakan contoh ekosistem yang kaya dengan interaksi antara faktor biotik dan abiotik, serta memiliki jaring-jaring makanan yang kompleks. Berikut adalah beberapa komponen yang bisa digambarkan dalam foto dokumentasi ekosistem sawah:

Faktor Biotik:

  • Produsen: Padi, rumput, tanaman air lainnya (seperti kangkung air).
  • Konsumen Primer: Serangga (misalnya belalang, wereng, atau ulat daun), dan hewan herbivora lainnya seperti siput.
  • Konsumen Sekunder: Burung pemakan serangga (misalnya burung pipit atau burung bangau).
  • Konsumen Tersier: Predator yang memakan burung atau serangga besar (seperti ular air atau katak besar).
  • Dekomposer: Bakteri, jamur, dan cacing tanah yang membantu menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan.

Faktor Abiotik:

  • Air: Salah satu komponen utama yang ada di sawah, berfungsi untuk irigasi tanaman padi dan menciptakan habitat untuk banyak organisme.
  • Suhu: Suhu yang moderat dan lembab, sangat mendukung kehidupan tanaman padi dan organisme yang hidup di sawah.
  • Tanah: Tanah sawah yang subur dan kaya akan mineral.
  • Cahaya Matahari: Padi sebagai tanaman fotosintesis sangat bergantung pada cahaya matahari untuk tumbuh dengan baik.

Jaring-Jaring Makanan:

  1. Tanaman Padi (produsen) --> Serangga Pemakan Tanaman (konsumen primer) --> Burung Pemakan Serangga (konsumen sekunder) --> Ular atau Katak (konsumen tersier).
  2. Tanaman Padi (produsen) --> Siput atau Keong (konsumen primer) --> Burung Air (konsumen sekunder).

Dalam dokumentasi foto, bisa terlihat:

  • Tanaman Padi sebagai latar utama.
  • Serangga di sekitar tanaman, misalnya belalang atau wereng yang memakan padi.
  • Burung atau hewan pemangsa serangga yang terbang di sekitar sawah.
  • Air yang menggenangi sawah, tempat banyak hewan seperti ikan, katak, atau siput berkembang biak.
Pencemaran atau kerusakan pada sawah

Kerusakan pada ekosistem sawah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik alami maupun manusia, yang mempengaruhi keseimbangan antara komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (lingkungan fisik). Kerusakan ini dapat berdampak negatif terhadap produktivitas sawah dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Berikut beberapa penyebab dan dampak kerusakan pada ekosistem sawah:

1. Polusi Air (Pencemaran Air)

  • Penyebab: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, limbah industri, atau limbah domestik yang mencemari saluran irigasi dan danau yang mengairi sawah.
  • Dampak:
    • Membunuh mikroorganisme di tanah yang berperan dalam proses dekomposisi.
    • Mengganggu keseimbangan ekosistem perairan, termasuk plankton, ikan kecil, dan organisme air lainnya.
    • Meningkatkan konsentrasi racun di tubuh makhluk hidup, yang bisa berujung pada keracunan atau berkurangnya keanekaragaman hayati.

2. Penggunaan Pestisida dan Herbisida Berlebihan

  • Penyebab: Penggunaan pestisida dan herbisida untuk mengendalikan hama dan gulma tanpa memperhatikan dosis yang tepat atau penggunaan alternatif organik.
  • Dampak:
    • Mengurangi populasi serangga penyerbuk dan organisme penting lainnya (seperti burung dan lebah).
    • Mengurangi jumlah hewan yang memakan gulma atau serangga, yang bisa merusak rantai makanan.
    • Terbentuknya resistensi hama terhadap pestisida, yang akhirnya mempengaruhi hasil panen.

3. Konversi Lahan Sawah Menjadi Area Non-Pertanian

  • Penyebab: Alih fungsi lahan sawah menjadi lahan untuk perumahan, industri, atau infrastruktur lainnya.
  • Dampak:
    • Kehilangan habitat bagi spesies yang bergantung pada sawah, seperti burung pemangsa serangga, katak, atau ikan.
    • Penurunan jumlah lahan pertanian yang bisa menghasilkan padi, mempengaruhi ketahanan pangan lokal.

4. Erosi Tanah

  • Penyebab: Pengolahan tanah yang tidak tepat, penggundulan hutan di sekitar area sawah, dan penggunaan alat pertanian berat yang merusak struktur tanah.
  • Dampak:
    • Mengurangi kesuburan tanah, yang dapat berdampak pada hasil panen padi.
    • Tanah yang tererosi bisa membawa bahan kimia atau pupuk ke sungai dan saluran air, mencemari ekosistem perairan.

5. Perubahan Iklim

  • Penyebab: Perubahan pola curah hujan, suhu ekstrem, atau musim kemarau yang lebih panjang akibat perubahan iklim global.
  • Dampak:
    • Gangguan pada pola pertumbuhan tanaman padi, dengan kemungkinan kekeringan atau banjir yang dapat merusak tanaman.
    • Penurunan keberagaman hayati di sekitar sawah, karena beberapa spesies tidak mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan.

6. Overeksploitasi Sumber Daya Alam

  • Penyebab: Penambangan pasir atau batu untuk keperluan konstruksi yang dilakukan di area sekitar sawah.
  • Dampak:
    • Kerusakan struktur tanah dan mengurangi kemampuan tanah sawah untuk menahan air.
    • Gangguan terhadap pola irigasi, yang mengarah pada kekeringan atau genangan yang merusak tanaman padi.

7. Pengelolaan Air yang Tidak Tepat

  • Penyebab: Penyalahgunaan sistem irigasi, pembukaan saluran air yang tidak terkontrol, atau kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi.
  • Dampak:
    • Saluran irigasi yang tersumbat atau tidak merata dapat menyebabkan kekurangan air di beberapa bagian sawah atau kelebihan air di bagian lainnya.
    • Dapat mengurangi hasil panen dan meningkatkan kemungkinan erosi tanah.

8. Penyakit Tanaman

  • Penyebab: Serangan penyakit tanaman seperti wereng, busuk batang, atau virus yang disebabkan oleh perubahan lingkungan, penanaman monokultur, atau pola rotasi tanaman yang buruk.
  • Dampak:
    • Penurunan hasil panen yang signifikan.
    • Penyebaran penyakit yang lebih cepat akibat kondisi cuaca atau irigasi yang tidak sesuai.

Dampak Kerusakan Ekosistem Sawah:

  • Penurunan Keanekaragaman Hayati: Ketergantungan pada satu jenis tanaman (seperti padi) dalam jangka panjang, serta penurunan jumlah organisme yang hidup di sawah (burung, serangga, dll.).
  • Penurunan Kualitas Tanah: Penggunaan pupuk kimia berlebihan dan erosi tanah dapat merusak kesuburan tanah dalam jangka panjang.
  • Pencemaran Lingkungan: Air yang tercemar pestisida dan limbah kimia dapat merusak kualitas air di sungai atau danau yang mengairi sawah, mengganggu ekosistem perairan lebih luas.

Upaya Pemulihan:

  • Pertanian Organik: Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia dengan beralih ke pertanian organik, yang lebih ramah lingkungan.
  • Pengelolaan Air yang Bijaksana: Memperbaiki sistem irigasi dengan teknologi yang lebih efisien untuk menghindari pemborosan air dan mengurangi dampak negatif terhadap tanah.
  • Restorasi Keanekaragaman Hayati: Menanam tanaman penutup tanah atau membiarkan area tertentu tetap alami untuk mendukung keanekaragaman hayati.
  • Edukasi dan Kesadaran Petani: Memberikan informasi tentang praktik pertanian berkelanjutan dan manfaatnya bagi ekosistem serta hasil jangka panjang.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomemtar sesuai dengan topik artikel yang di bahas. Tidak boleh memasang link.