2. Perhatikan skema mekanisme kerja antibiotik (Gambar 1) dan mekanisme resistensi antibiotik (Gambar 2) berikut.
Mari kita bedah pernyataan-pernyataan tersebut satu per satu berdasarkan informasi dari gambar dan pengetahuan tentang antibiotik:
Pernyataan 1: Salah satu mekanisme resistensi antibiotik adalah melalui produksi enzim dengan substrat antibiotik.
- Benar. Gambar 2(B) dengan jelas menunjukkan mekanisme "Antibiotic Degradation" (Degradasi Antibiotik) melalui enzim ฮฒ-laktamase. Enzim ini memecah antibiotik ฮฒ-laktam (seperti penisilin), membuatnya tidak efektif.
Pernyataan 2: Antibiotik golongan quinolone adalah antibiotik spektrum luas, sedangkan tetracycline adalah antibiotik spektrum sempit.
- Salah. Baik quinolone maupun tetracycline umumnya dianggap sebagai antibiotik spektrum luas, yang efektif melawan berbagai jenis bakteri. Spektrum antibiotik dapat bervariasi, dan klasifikasi "spektrum luas" atau "sempit" bisa jadi tidak mutlak.
Pernyataan 3: Pemberian antibiotik rifampin akan menghambat proses transkripsi bakteri.
- Benar. Gambar 1 menunjukkan bahwa rifampin bekerja dengan menargetkan RNA polimerase, enzim penting dalam proses transkripsi (pembuatan RNA dari DNA). Dengan menghambat RNA polimerase, rifampin mencegah bakteri menghasilkan protein yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Pernyataan 4: Pada bakteri anaerob fakultatif, mekanisme resistensi antibiotik yang melibatkan pompa efflux akan bekerja lebih efisien saat bakteri berada dalam kondisi anaerob.
- Salah. Pompa efflux bekerja mengeluarkan antibiotik dari dalam sel bakteri. Kondisi anaerob (tanpa oksigen) tidak secara langsung mempengaruhi efisiensi kerja pompa efflux. Namun, perlu diingat bahwa metabolisme bakteri dapat berbeda dalam kondisi anaerob dan aerob, yang mungkin mempengaruhi ekspresi gen yang terkait dengan resistensi antibiotik, termasuk pompa efflux.